Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERINTAH diminta terus mencari energi alternatif untuk memaksimalkan penggunaan listrik di Indonesia. Salah satunya dengan memanfaatkan panas bumi.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menjelaskan energi panas bumi bisa menjadi alternatif pembangkit listrik. Namun, sejumlah regulasi perlu dilakukan agar sektor energi itu bisa berjalan di Tanah Air.
“Pemaparan studi dimulai dengan pemahaman terkait sifat dan risiko alami dari segi teknis, regulasi dan finansial untuk memberikan konteks terhadap tantangan dan peluang untuk investasi bisnis panas bumi,” kata Kepala Green Economy and Climate Research Group LPEM UI Alin Halimatussadiah melalui keterangan tertulis.
Baca juga : ESDM: Suntikan Dana Transisi Energi Masih Tersendat-sendat
LPEM FEB UI telah meluncurkan white papar atau buku putih terkait analisis bisnis dan kebijakan untuk mendorong investasi pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Dalam analisis itu, pengembangan energi panas bumi membutuhkan regulasi, teknis, dan finansial yang matang.
Direktur Panas Bumi pada Direktorat Jenderal EBTKE Kemeterian ESDM Harris Yahya mengatakan pemerintah berencana memperkuat sektor energi panas bumi. Pemerintah menyatakan sangat terbuka menerima semua riset dari masyarakat maupun akademisi.
“Inisiatif ini sesuai dengan visi pemerintah untuk memperkuat sektor energi panas bumi sebagai bagian integral dari portofolio energi nasional,” ucap Harris.
Baca juga : PLTSa Putri Cempo Akhirnya Resmi Beroperasi
Pemerintah menyambut baik riset yang diberikan. Sebab, kata Harris, analisis itu penting untuk mematangkan langkah pemerintah dalam mengelola sektor energi panas bumi.
“Terima kasih kepada LPEM FEB Universitas Indonesia atas kontribusinya dalam mengakselerasi perkembangan energi terbarukan di negeri ini,” ucap Harris. (MGN/Z-5)
Baca juga : Potensi Panas Bumi Flores jadi Modal Transisi Energi
Energi Alternatif Murah dan Tidak Polutif. Temukan energi alternatif murah & ramah lingkungan! Solusi inovatif kurangi polusi, hemat biaya, masa depan bumi lebih baik.
Agar mengetahui berbagai sumber energi alternatif tersebut, bacalah uraian berikut dengan saksama.
IESR menilai bahwa fokus ASEAN seharusnya lebih diarahkan pada akselerasi pengembangan infrastruktur energi terbarukan yang sudah terbukti lebih efektif dan ekonomis.
IBC berkomitmen menjembatani kerja sama yang lebih erat antara pemerintah dengan dunia bisnis, khususnya dalam mengidentifikasi permasalahan dan peluang yang bisa dioptimalkan.
UPAYA menekan emisi untuk encapai net zero emission (NZE) telah menjadi komitmen Indonesia. Indonesia menargetkan penurunan emisi 358 juta ton CO2 di sektor energi.
INDONESIA memerlukan sebuah teknologi berkelanjutan yang dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, salah satunya dengan biomassa.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
Indonesia diproyeksikan akan menjadi net importer gas fosil pada 2040, hingga dampak kesehatan dan lingkungan yang meningkat di sekitar pembangkit.
Investasi untuk pembangkit listrik sebesar Rp2.133,7 triliun, di mana sekitar 73% dialokasikan untuk partisipasi pihak swasta atau independent power producer (IPP).
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Berkat Cawan Group, resmi mengamankan dokumen Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) untuk dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) strategis.
Indonesia dan Swiss berkomitmen untuk terus mempererat kerja sama dalam pengembangan energi bersih melalui PLTA berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved