Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Potensi Panas Bumi Flores jadi Modal Transisi Energi

Palce Amalo
17/5/2023 11:15
Potensi Panas Bumi Flores jadi Modal Transisi Energi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ulumbu(Dok PLN)

GUBERNUR Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyebutkan potensi panas bumi yang dimiliki Pulau Flores, bisa menjadi modal transisi energi. Selain itu mendukung pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.

Saat ini, PT PLN (Persero) sedang mewujudkan visi tersebut melalui pengembangan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu Unit 5-6 (2×20) Mw. PLTP itu berada di kawasan geothermal Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai.

"Memanfaatkan energi panas bumi di Pulau Flores, menjadi suatu kekuatan dan kekayaan NTT khususnya pulau Flores," kata Gubernur Viktor Laiskodat, Rabu (17/5).

Baca juga: Jalan Provinsi Rusak, Rombongan Gubernur NTT Terjebak Lumpur

Menurut Viktor, memanfaatkan energi panas bumi sebagai alternatif dapat mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil. Selain menekan penggunaan emisi yang berujung pada kesiapan negara dalam melawan isu iklim global. "Isu dunia hari ini ada tiga yaitu energi, pangan, dan air. Kita memiliki kekayaan itu semuanya," jelas Viktor.

Selain Ulumbu, ada beberapa lokasi pengembangan panas bumi di Flores oleh PLN yakni Mataloko, Oka Ile Ange dan Atadei, sedangkan pengembangan PLTP Sokoria dan Sano Nggoang dilakukan oleh perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).

Baca juga: Hari Buku Nasional, Siswa di Pedalaman Flotim Dapat Buku Gratis

Viktor mengaku menemui Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo di Labuan Bajo membahas pengembangan PLTP Ulumbu tersebut. "Saya harapkan seluruh komponen ikut terlibat untuk membantu sehingga program ini bisa berjalan. Kita saat ini sedang kekurangan energi listrik," ucapnya.

Untuk mendukung sektor pariwisata Labuan Bajo, serta wilayah lain di pulau Flores, kata Viktor, harus memiliki keandalan listrik yang ramah 
terhadap lingkungan. "Orang tidak akan mau masuk hotel kalau energi listriknya bersumber dari energi fosil. Saat ini kami sedang membenahi ini semua," ujarnya.

General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan menyebutkan kebutuhan energi listrik di NTT khususnya Pulau Flores mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Hal ini pertanda membaiknya kondisi ekonomi di tengah masyarakat.

"Ada potensi energi murah dan ramah lingkungan yang cukup menjanjikan di  wilayah Poco Leok, sehingga perlunya langkah strategis dan dukungan dari para stakeholder di lokasi pembangunan, agar tercapai kesamaan pandangan dan tujuan, tentunya potensi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama," kata Nahwan.

Menurutnya, proses transisi energi itu sejalan dengan road map percepatan bauran energi terbarukan. Hal ini sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional serta penurunan emisi gas rumah kaca yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2022 tentang Percepatan Pengambangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

"Pembangunan perluasan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok memasuki tahap pembebasan lahan untuk lokasi tahap pertama dan untuk tahap kedua dalam proses pematangan survei topografi untuk mengetahui data empiris awal kepemilikan batas lahan yang diperuntukan untuk sarana jalan masuk dan lokasi eksplorasi (wellpad) di Desa Lungar, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai," ujarnya. (Z-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya