Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengamat Beberkan Penyebab Utama Konsumsi Rumah Tangga Turun

Fetry Wuryasti
05/2/2024 19:00
Pengamat Beberkan Penyebab Utama Konsumsi Rumah Tangga Turun
Konsumen melakukan pembayaran pembelian barang yang telah dikenakan pajak 11% di salah satu pusat perbelanjaan, Kabupaten Ciamis.(Antara/Adeng Bustomi)

PENGELUARAN konsumsi rumah tangga yang turun memperlihatkan tidak tertangkapnya momentum liburan Natal dan Tahun Baru untuk mengejar konsumsi. Soalnya, hanya sebagian kecil masyarakat yang bisa pulang kampung maupun liburan. Di saat yang sama, inflasi cukup tinggi karena menggerus daya beli masyarakat.

"Itu tercermin dari konsumsi rumah tangga. Itu yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia rendah, karena konsumsi rumah tangga turun. Saya kira faktor utamanya itu," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, Senin (5/2).

Faktor kedua, tidak terjadi harapan sumbangan belanja pemerintah atau government expenditure dalam triwulan IV 2023. Biasanya kalau ada belanja pemerintah, pada triwulan IV 2023 terjadi pembayaran di ujung tahun kepada para kontraktor. Kenyataannya, belanja konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2023 hanya tumbuh 2,81%.

Baca juga : Konsumsi Rumah Tangga Turun, Pemerintah Janjikan Kepastian agar Warga Belanja

"Itu berarti pemerintah tidak optimal dalam membelanjakan uangnya. Kita boleh surplus yang pada triwulan III 2023, tetapi ternyata begitu triwulan IV 2023 jorjoran ada defisit, ternyata efeknya ke pertumbuhan ekonomi tidak pas," kata Tauhid.

Apabila dibedah lagi, anggaran tadi ternyata belanja gaji pegawai belanja, belanja perjalanan dinas, dan sebagainya menjadi dominan ketimbang belanja modal. Akibatnya, belanja pemerintah tidak bisa tembus di atas 5%.

"Harapan saya, untuk mengurangi tadi, seharusnya bisa tumbuh di atas 5%. Ternyata tidak. Saya kira ini yang menyebabkan kenapa ekonomi kita di bawah target pada 2023, terutama disebabkan oleh kuartal IV 2023, yang ternyata lebih landai dibandingkan sebelumnya," kata Tauhid.

Baca juga : Harga Beras Naik di 28 Provinsi, Indonesia Alami Inflasi 0,04%

Upaya pemerintah mendorong daya beli terlambat. Sebab sebelumnya pemerintah sudah tahu bahwa El Nino terjadi sejak 2023 yang sudah diinformasikan pada 2022. Pada Juli 2023 El Nino terjadi. 

Namun, pemerintah Indonesia tidak cepat tanggap dan tidak merasa kalau El Nino bukan terjadi di Indonesia, melainkan juga di banyak negara. "Ketika Indonesia mencari beras, itu terlambat. Baru masuk beras di bulan apa dan harga sudah cenderung tinggi. Di Januari 2023 harga beras masih sekitar Rp11.000-Rp12.000 tetapi naik sekitar Rp1.500-Rp2.000 di November-Desember 2023," kata Tauhid.

Hal ini mengakibatkan masyarakat lebih memprioritaskan untuk membeli beras. Akibatnya, konsumsi yang lain turun. Ini yang menurunkan konsumsi rumah tangga.

Baca juga : Penjualan Ritel dan Harga Produsen AS Catat Penurunan di Oktober

Bansos beras yang diberikan mulai November 2023, tetapi harga pokoknya sudah tinggi. Selain itu, jumlah beras yang tersedia juga kurang.

"Kebutuhan Indonesia satu setengah juta ton, ternyata yang baru dipenuhi baru 800 ribu-900 ribu ton. Itu sudah selisih jauh dan baru datang di Januari-Februari. Delay itu yang menyebabkan harga tinggi."

Selain itu, terjadi asimetric information di tingkat pelaku dan konsumen. Ini membuat orang menahan diri tidak mendistribusikan beras. 

Baca juga : Penjualan Produk Fesyen di Tokopedia Melejit Jelang Lebaran

"Sekitar 60% beras itu ada di rumah tangga, disimpan. Sekitar 10% ada di petani, 10%-11% ada pedagang. Jadi distribusi antarstok beras tidak terjadi. Mereka tahu ketika El Nino pasti naik, mereka menyimpan. Itu menyebabkan harga lebih tinggi lagi," kata Tauhid.

Konsekuensinya, bansos beras yang terlambat karena seharusnya bisa lebih banyak disalurkan pada November-Desember, menjadi berulang. "Ini berulang sekarang karena delay masa tanam di 2 bulan, sehingga berpengaruh ke Januari-Februari yang seharusnya sudah panen menjadi mundur 2 bulan. Jadi beras di lapangan juga masih kosong," kata Tauhid. (Z-2)

 

Baca juga : Perputaran Uang selama Nataru Diyakini Lampaui Tahun Lalu



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya