Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SURVEI Bloomberg yang dilakukan pada awal Januari 2024 menunjukkan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan dinilai menjadi sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia.
Merespon hal tersebut, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengungkapkan, hasil survei tersebut sejalan dengan karakter dari masyarakat terhadap karakteristik pasangan capres dan calon wakil presiden.
"Kenapa Anies mendapat nilai tertinggi dari para ekonom karena Anies ini banyak pendukungnya ini di kalangan yang terdidik karena memahami pikiran yang mendalam tentang arah kebijakan ekonomi dan bagaimana plus minusnya," kata Faisal saat dihubungi, Kamis (18/1).
Anies, ujar Faisal, bisa menjabarkan pemikiran-pemikiran kebijakan ekonomi secara luas dari berbagai bidang dengan baik dan memuaskan para intelektual termasuk diantaranya ekonom.
"Kalaupun ada janji-janji, ekonom perlu melihat bukan hanya janjinya tapi bagaimana misalnya strategi atau cara mencapainya dan apakah realistis atau tidak, masuk akal atau tidak. Tentu saja arahnya menurut para ekonom betul atau tidak," jelas Faisal.
Faisal menilai, para ekonom tidak hanya menilai janji-janji yang diberikan oleh para capres, akan tetapi juga menilai dari sisi kedalaman dan bagaimana program yang ditawarkan capres tersebut apakah realistis atau tidak untuk diwujudkan.
"Jadi bukan hanya sekadar janjinya paling tinggi tentu saja, karena bagi para ekonom itu bukan janji yang paling bagus yang paling terpilih, tapi dari sisi kedalaman dan juga realistis atau tidak untuk diwujudkan, jadi wajar kalau kemudian para ekonom memilih Anies," imbuhnya.
Namun, lanjut Faisal, kalangan terdidik ini juga bukan suara mayoritas dalam Pilpres mendatang, jadi survei tersebut tidak bisa dikorelasi dengan kemungkinan Anies menjadi pemenang dalam kontestasi Pilpres karena sebagian besar daripada pemilih adalah berpendidikan menengah kebawah.
"Yang cukup mengejutkan itu adalah kubu 3 mendapat rating paling rendah dibandingkan 2. Ini kemungkinan juga karena 2 paling tidak membuktikan dengan kerja-kerja kubu 2 yang melanjutkan periode kepemimpinan Jokowi yang sebelumnya," papar dia.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil survei Bloomberg tersebut capres nomor 1 mendapat poin 33 dari 17 ekonom dan analis pasar. Sementara posisi kedua, Prabowo Subianto dengan 29 poin. Sementara posisi terakhir adalah Ganjar Pranowo dengan 28 poin. (Z-5)
DUA ekonom senior merespons isu merger Grab terhadap Goto.
Wayan menyarankan, investor yang memiliki investasi di pasar modal agar tidak buru-buru menarik investasi mereka, tetapi menunggu dan mengamati pergerakan pasar modal.
Meski Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan di bulan ini, ia mendorong agar BI Rate tetap dipertahankan di level 6%.
Meski mendukung, mantan Tenaga Ahli Ketua BPK RI ini menekankan pentingnya syarat dan mekanisme yang tepat agar kebijakan ini memiliki dampak positif jangka panjang.
Salah satunya, ia memprediksi dalam waktu deket The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan Fed Fund Rate sebesar 25-50 basis poin.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Faisal Basri. Bagi JK, Faisal merupakan ekonom yang begitu pintar dan berani.
LEMBAGA Survei Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru evaluasi publik atas kinerja Gubernur- Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025
Sebanyak 53% pekerja penuh waktu mengatakan bahwa mereka menabung lebih sedikit dari rencana, hanya 23% yang mampu menabung lebih banyak dari yang ditargetkan.
Survei YouGov di Indonesia tentang resolusi tahun baru 2025 mengungkapkan 74% responden ingin mengelola keuangan dengan lebih baik.
Lembaga riset Ethical Politics mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai 77,73%.
Pramono mengatakan enggan untuk membuat konten khusus terkait pekerjaannya. Sebab, ia tidak terlalu suka untuk tampil di media sosial.
40 persen responden mengaku sangat mengkhawatirkan kemungkinan AS akan terlibat dalam perang besar dengan Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved