Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Fragmentasi Geo-ekonomi Jadi Tantangan Global

M. Ilham Ramadhan Avisena
07/12/2023 19:51
Fragmentasi Geo-ekonomi Jadi Tantangan Global
Ilustrasi: aktivitas perdagangan(MI/Usman Iskandar)

WAKIL Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan, tantangan bagi perekonomian global tak berakhir selepas dari pandemi covid-19. Saat ini dunia justru dihadapkan pada peningkatan fragmentasi geo-ekonomi.

Hal itu ia sampaikan dalam sesi High Level Policy Dialogue dengan topik Policies to Adapt to the Current Global Changes pada hari kedua Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED).

"Jumlah pembatasan perdagangan dan investasi asing langsung (FDI) telah meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2018, di mana pola perdagangan bergeser, seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang merespons ketidakpastian kebijakan dan mencari cara untuk melindungi rantai pasokan mereka dari risiko geopolitik. FDI juga semakin terkonsentrasi di negara-negara yang secara geopolitik memiliki kesamaan (friendshoring)," ujar Suahasil seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (7/12).

Baca juga: Indonesia Europe Investment Summit 2023 Dorong Kemitraan Dunia Usaha RI dan Eropa

Indonesia, lanjutnya, telah meningkatkan upaya untuk mengantisipasi situasi global. Ada tiga kunci strategi kebijakan pemerintah untuk menghadapi tantangan, antara lain menjaga stabilitas ekonomi makro dengan merancang respons kebijakan secara hati-hati; dukungan fiskal yang tepat sasaran khususnya bagi kelompok rentan.

Kemudian terus membangun keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang yang lebih kuat melalui reformasi struktural yang komprehensif.

Baca juga: Bahlil: Pemerintah tidak Kendor Jalankan Hilirisasi

Menyoal masa depan kerja sama multilateral saat ini, Suahasil menyatakan perlunya lembaga-lembaga internasional untuk berbenah mengikuti dinamika dunia. Itu diperlukan untuk menjaga keadilan dan pemerintahan yang inklusif.

Menurut Suahasil, reformasi dapat mencakup upaya untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan global.

Sementara itu, Menteri Perdagangan periode 2004-2011 Mari Elka Pangestu mengatakan, situasi global saat ini sedang menghadapi tekanan geopolitik dan geoekonomi

yang menimbulkan keterkaitan antara ekonomi, keamanan, dan teknologi.

Namun di saat yang sama, terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Itu karena pergeseran situasi ekonomi politik global membuka kesempatan relokasi dan peralihan perdagangan, terutama dari Tiongkok dan Amerika Serikat.

Di sisi lain, muncul juga fenomena green competitiveness dan green trade yang berpotensi pada ekspor green goods dan teknologi yang semakin meningkat. “Indonesia perlu mendorong reformasi dengan mengintegrasikan kebijakan iklim dengan pembangunan," kata Mari.

"Selain itu, perlu adanya investasi pada sumber daya manusia, teknologi dan institusi. Dari sektor perdagangan, Indonesia perlu menurunkan border barriers, menyiapkan fasilitas perdagangan dengan baik dan mendorong perubahan yang konstruktif," lanjut perempuan yang pernah menjabat sebagai Managing Director of Development Policy and Partnership di Bank Dunia periode 2020-2023 itu. (Mir/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya