Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERUBAHAN iklim, kenaikan biaya dan berbagai konflik akan terus mengancam kondisi pangan di dunia. Kesulitan operasional di darat, krisis pupuk, minimnya lahan pertanian serta perubahan cuaca yang tidak menentu, juga mempersulit untuk mengakses produk makanan yang sehat dan berkualitas.
Oleh karenanya, pada tahun 2020, Anthony Putihrai, Jacob Suryanata, Albert Putihrai, Phan Danny Wijaya, Andrew Perwira, dan Emilya Syam mendirikan Leafy, sebuah Perusahaan Pertanian Vertikal di Urban Space yang menawarkan inovasi kepada industri pertanian modern.
Dengan memanfaatkan sebuah wadah, Leafy memulai produksi dan mengembangkan teknologi baru yang berfokus pada energi, air dan penghematan ruang di rumah kaca. Teknologi ini memungkinkan kegiatan pertanian dilakukan di daerah yang tidak dapat mendukung metode pertanian tradisional, seperti di daerah perkotaan.
Baca juga : ASEAN Prioritaskan Suplai Beras dan Gandum untuk Anggotanya
"Visi Leafy adalah merevolusi metode pertanian tradisional dengan menyediakan sistem yang mampu mengatasi berbagai masalah pertanian, seperti kesulitan lahan, kekeringan, dan perubahan iklim. Kami berusaha untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan ramah lingkungan untuk industri pertanian lokal," tulis Leafy dalam keterangannya.
Melalui platform produk dan layanan yang lengkap, Leafy berdedikasi untuk menyediakan akses mudah bagi semua orang untuk mendapatkan makanan segar dan bebas pestisida.
Dengan teknologi “Growtainer”, yaitu sistem pertanian dalam ruangan yang dibangun menggunakan wadah, teknologi ini memungkinkan kegiatan budidaya hidroponik dilakukan dimana saja, tanpa bergantung pada perubahan iklim, cuaca, sinar matahari, ancaman hama, atau kondisi geografis sehingga hasil panen menjadi lebih stabil dan konsisten.
Baca juga : Dies Natalis ke-60 IPB, Presiden: Krisis Pangan Dunia Peluang Bagi Indonesia
Adapun Leafy menawarkan 2 jenis sistem penanaman untuk melengkapi sistem Growtainer tersebut, yaitu Vertical ZIP Container dan Racks System.
Sistem Vertical ZIP COntainer memberikan efisiensi dalam budidaya hidroponik dengan memanfaatkan spons dan flanel sebagai media tanam, serta mengembangkan teknologi lain untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara vertikal. Penyediaan nutrisi dilakukan secara optimal menggunakan sistem Dripper, dimana air diperoleh dari atas melalui spons dan kain flanel.
Sedangkan Racks System yang terbaik untuk menumbuhkan microgreens karena dapat menanam lebih banyak dengan sistem Rack. Kegiatan budidaya dilakukan dengan menggunakan spons dan pot jaring sebagai media tanam yang diletakkan diatas nampan datar yang telah dirancang khusus untuk sistem. Nutrisi disediakan menggunakan sistem Deep Water Culture (DWC), dimana akar tanaman terus terendam dalam larutan nutrisi dengan cahaya, suhu, dan kelembaban.
Baca juga : Inovasi Pertanian Potensi Buka Lapangan Pekerjaan
"Krisis pangan tentu bukan isapan jempol semata, karena apabila tidak segera ditangani dapat berdampak pada banyaknya manusia yang akan meninggal dunia karena kelaparan dan tentunya kualitas hidup manusia juga akan menurun karena daya tahan tubuh lebih lemah sehingga tubuh menjadi lebih rentan terinfeksi penyakit, diantaranya penyakit infeksi menular hingga kanker dan jantung," imbuh Leafy.
Adapun pasien penyakit kanker atau jantung saat ini semakin banyak dan tidak mengenal usia. Makin banyak usia muda yang sudah terkena penyakit ini. Hal ini tentu harus diwaspadai dengan menjaga gaya hidup yang sehat seperti istirahat yang cukup, olahraga teratur, dan tentunya memperhatikan asupan kualitas makanan.
Kehadiran Leafy yang bisa merevolusi industri pertanian sehingga dapat menghasilkan kualitas pangan yang baik, tentu akan berdampak positif bagi kualitas hidup manusia. Terlebih lagi, microgreens atau sayuran mikro yang menjadi salah satu produk unggulan Leafy ini, memiliki banyak sekali kandungan nutrisinya.
Baca juga : El Nino Mengancam, Pemda Diminta Perkuat Cadangan Pangan
"Microgreens dapat melawan radikal bebas karena kaya akan antioksidan. Selain itu juga dapat meringankan beban kerja ginjal yang berat, menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), dan masih banyak lagi. Contoh sayuran yang tergolong microgreens adalah alfafa, basil, brocolli, celery, curly kale, raddish dan masih banyak lagi," jelas Leafy.
"Ketahanan pangan di Indonesia juga perlu segera diatasi, karena ketahanan pangan lemah, menimbulkan ancaman bahaya kelaparan dan penyakit dan tentu ini menjadi ancaman yang nyata. Leafy adalah solusi untuk berbagai masalah produksi pangan saat ini dan masa depan," pungkas Leafy. (Z-5)
Baca juga : Pemerintah Antisipasi Perubahan Iklim, Hadapi La Nina dan El Nino
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional melalui partisipasi aktif dalam program Gerakan Pangan Murah.
Diduga Langgar Mutu, Pemprov DKI Sebut Beras Subsidi Food Station Sudah Diuji
Indonesia dianugerahi kekayaan pangan yang sangat melimpah dan beragam. Potensi ini mencakup berbagai jenis bahan pangan dari berbagai kategori utama.
Aktivis lingkungan dan pendorong perubahan asal India, Sahil Jha, melanjutkan perjalanan bersepeda ke Jakarta dan Bogor.
APAPTF merupakan federasi yang secara aktif terlibat langsung dengan pemerintah Pakistan, dianggap sebagai perwakilan resmi dari seluruh insan pertanian yang ada di negara tersebut.
BANTUAN kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina dari berbagai pihak di Tanah Air terus disalurkan di tengah kondisi di sana yang kembali terancam krisis pangan.
Perwakilan dari Indonesia Risni Julaeni Yuhan dari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah menyoroti berbagai tantangan dan pencapaian dalam advokasi gizi.
Sayangnya, pasar pangan di Indonesia kian dibanjiri pangan impor yang harganya relatif lebih murah.
PBB mengungkapkan terdapat sepuluh negara di dunia yang menghadapi risiko tinggi dalam ketahanan pangan, dengan lebih dari setengahnya berada di kawasan Afrika.
Kementan tengah berencana melakukan perluasan areal pertanian melalui Program Cetak Sawah seluas 3 juta hektare tahun 2025-2027 untuk mendukung Kedaulatan Pangan.
Penampilan grup Lhee Sagoe memukau para penonton yang hadir di lokasi, Gedung AAC Universitas Syiah Kuala (USK) Kota Banda Aceh
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved