Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, peningkatan ketidakpastian ekonomi global telah diperhitungkan oleh pemerintah. Karenanya, yang paling penting saat ini ialah eksekusi dari kebijakan-kebijakan yang telah disiapkan sebelumnya.
"Memang dunia sekarang tidak sedang baik-baik saja, kita sudah melihat ini sebenarnya secara forward looking dari sejak bahkan dari tahun lalu, dari tahun lalu kita sudah melihat bahwa dunia itu memang masih akan dipenuhi dengan ketidakpastian," ujarnya saat menjadi pembicara BNI Investor Daily Summit 2023 bertema Sustainable Growth, Global Challenges di Jakarta, Selasa (24/10).
Pemerintah, kata Febrio, memahami kondisi dunia akan mengancam stabilitas eksternal ekonomi Indonesia. Konflik geopolitik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel telah memicu peningkatan harga komoditas strategis seperti minyak mentah.
Baca juga : Presiden: Harga Minyak Dunia Diramalkan Terbang hingga US$150 per Barel
Hal tersebut dapat menekan anggaran negara lantaran Indonesia masih mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Fenomena itu diakui telah diantisipasi oleh pemerintah melalui upaya pengendalian harga dan menjaga daya beli masyarakat.
Selain ancaman tersebut, tingginya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) juga disebut cukup mengganggu perekonomian dalam negeri. Tingkat bunga acuan The Fed telah mendorong penguatan nilai tukar dolar dan menarik modal asing di negara-negara berkembang keluar.
Baca juga : Rupiah Nyaris Rp16 Ribu Per Dolar AS, Ini Kata Apindo
Di saat yang sama, Negeri Paman Sam juga menerapkan kebijakan fiskal yang cukup longgar. Diperkirakan defisit anggaran pemerintahan Joe Biden tahun ini bakal mencapai 9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS.
"Apa artinya? Itu mereka ingin terus mendorong pertumbuhan walau inflasinya masih tinggi. Ini menjadi risiko karena ini dampaknya instabilitas dari eksternal kita, di mana terjadi kenaikan suku bunga yang cukup tinggi dan mungkin masih akan terus lebih tinggi lagi dan akan untuk waktu yang cukup lama," kata Febrio.
"Antisipasi ini yang sudah memang mulai kita lakukan dari sejak tahun lalu," pungkasnya. (Z-4)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan segera berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Hubungan Washington dan Beijing oleh sejumlah isu yang membawa kerenggangan.
ARAB Saudi mengumumkan pemangkasan produksi minyak menyusul pertemuan dengan 13 anggota OPEC untuk menopang harga meskipun ada kekhawatiran akan terjadinya resesi.
MANTAN Dirut BEI Hasan Zein Mahmud melihat memanasnya perang di Israel dan Palestina akan berdampak pada kenaikan harga minyak dunia.
PERANG antara kelompok Hamas dan Israel menimbulkan salah satu risiko geopolitik paling signifikan terhadap pasar minyak sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan kapal-kapal yang menuju Pelabuhan Israel.
MAHASISWA Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil mendapatkan Silver Medal, pada kegiatan International Walisongo Science Competition 2023 (IWSC).
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengungkapkan, stabilitas ekonomi bakal sulit terwujud tanpa adanya stabilitas dalam geopolitik dunia.
Johnny mengatakan Indonesia memahami dampak situasi geopolitik global seperti konfik Rusia dengan Ukraina. Hal itu bahkan memengaruhi kondisi ekonomi dunia.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Uzbekistan, kedua pemimpin negara akan membahas situasi konflik di Ukraina dan Taiwan.
Pengamat militer Connie Bakrie menilai Presiden Rusia Vladimir Putin adalah ‘edisi baru’ dari perwujudan figur kekuatan pikiran founding father Presiden Soekarno
Hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat kian memanas. Tiongkok memberi peringatan agar Amerika Serikat menghentikan konfrontasi dan mau mengikuti aturan.
Dalam makalah Integrated Review (IR), pemerintah Inggris menyebut Tiongkok sebagai ancaman nyata bagi Inggris dan tatanan dunia saat ini. Terutama karena Tiongkok makin dekat dengan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved