Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KAKAO merupakan salah satu komoditas ekspor perkebunan Indonesia yang selalu berhasil menarik perhatian pasar global. Guna memperkuat kakao Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan terus menggenjot produksi maupun produktivitas hingga turunannya agar memiliki nilai tambah dan mampu bersaing dengan para kompetitor dari negara lain.
Tuntutan pasar yang kian hari kian rigid membuat posisi tawar kakao perlu diakselerasi. Demi mewujudkan hal tersebut, Ditjen Perkebunan bersinergi dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung. Salah satunya, dengan melakukan penandatanganan MoU Akselerasi Pengembangan Kakao, bersamaan dengan kegiatan Orientasi Lapang Bimbingan Teknis Intensifikasi dan Pengembangan Komoditas Perkebunan, yang dihadiri oleh 94 Ketua kelompok tani (poktan), di Puslitkoka Jember.
Hal ini sejalan dengan arahan Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi yang meminta agar sigap memperkukuh komoditas perkebunan, termasuk kakao, harus menjadi prioritas untuk dikembangkan agar bisa menjadi nomor satu didunia.
Baca juga: Kementan Perkuat Kapasitas Petani Milenial Kakao di Malang
“Perkebunan itu komoditasnya berlimpah, tapi harus bernilai tambah dan berdaya saing, termasuk kakao kita harus bisa bersaing dengan kakao dari negara lain. Kakao Indonesia harus bisa terus melejit tembus pasar global,” ujar Plt Mentan.
Dengan adanya penandatanganan MoU ini, diharapkan sasaran dukungan akselerasi pengelolaan kebun berbasis Big Data, pengoptimalan penerapan Good Agricultural Practices (GAP), pengembangan agribisnis terpadu hulu-hilir, pengembangan SDM dan kelembagaan, kemitraan usaha serta fasilitasi dukungan investasi dan kerja sama dapat terwujud dengan baik.
"Perlunya kolaborasi dan komitmen dari semua pihak termasuk pekebun untuk mendukung pengembangan kopi dan kakao. Peran pemerintah daerah dan lembaga riset sangat vital dalam bentuk komitmen dukungan program," ujar Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Muhammad Rizal Ismail, saat memberikan sambutan pada kegiatan tersebut, Kamis (19/10).
Baca juga: 5 Ton Biji Kakao dari Manokwari Selatan Diekspor ke Belanda
Rizal menambahkan, dengan adanya minat dan konsistensi pekebun di area Badung diharapkan dapat mendukung optimalisasi terbentuknya pengembangan kawasan sentra hulu kopi dan kakao di Badung, diikuti dengan akselerasi pendataan pekebun melalui Surat Tanda Daftar Perkebunan (STDB) untuk memenuhi traceability.
Lebih lanjut Rizal mengatakan, selain itu, puslitkoka sebagai lembaga riset agar dapat memaksimalkan perannya dalam memberikan asistensi kepada petani baik berupa bimbingan teknis, transfer teknologi maupun diseminasi.
Kepala Dinas Kabupaten Badung menyambut baik komitmen bersama dengan Ditjen Perkebunan dan Puslitkoka, untuk bersama-sama mengembangkan kopi dan kakao di Kabupaten Badung dimana potensi kopi dan kakao di sana cukup besar. “Pemda tentu akan terus memberikan dukungan baik dari hulu hingga ke hilir yang disinergikan dengan sektor pariwisata karena potensi kopi dan kakao di sini cukup besar.”
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Biji Kakao, Petani Diminta Implementasikan Metode Fermentasi
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, dengan adanya Nota Komitmen tripartit antara Ditjenbun, Puslitkoka dan Dinas Pertanian & Pangan Kabupaten Badung, disertai dukungan, kinerja dan komitmen yang sinergis, akan menghasilkan lompatan dampak yang luar biasa bagi komoditas kakao dan komoditas perkebunan lainnya di Kabupaten Badung. Linearitas program akan semakin diperkuat, dan fokus kerja akan semakin terbentuk. (RO/S-3)
Langkah dalam penurunan emisi GRK harus selaras dengan penyelenggaraan nilai ekonomi karbon sehingga tercatat penurunan emisi karbon.
Potensi pemanfaatan lahan perkebunan yang ada untuk ditanamsisipkan dengan tanaman padi merupakan jawaban yang tepat guna hadapi tantangan darurat pangan.
Potensi integrasi padi gogo dengan kelapa sawit PSR di Provinsi Sumatra Selatan seluas 44.546,94 hektare, dengan potensi di Kabupaten Muara Enim mencapai 1.266 hektare.
Menerapkan secara bertahap kepada petani untuk menanam lebih dari satu kali menjadi dua dan tiga kali dalam satu tahun saat ini sedang berproses, contohnya di Desa Sanggang
Pentingnya menjaga keberlangsungan dari perkebunan tebu sebagai dasar pembuatan gula, barang pokok yang sangat dibutuhkan di berbagai industri.
Pada komoditas telur ayam misalnya, saat ini harganya kisaran Rp27.600 dari sebelumnya Rp27.800 per kg.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
KELOMPOK Tani Kopi Wanoja Jawa Barat mengekspor tujuh ton kopi Arabika secara langsung ke Arab Saudi, Kamis (22/2).
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
Harga beberapa barang komoditas pangan yang perlahan bergerak naik menjelang bulan puasa.
Berbagai skenario yang diupayakan Kementrian Perdagangan agar harga bahan pangan tetap stabil menjelang ramadan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved