Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KAKAO merupakan salah satu komoditas ekspor perkebunan Indonesia yang selalu berhasil menarik perhatian pasar global. Guna memperkuat kakao Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan terus menggenjot produksi maupun produktivitas hingga turunannya agar memiliki nilai tambah dan mampu bersaing dengan para kompetitor dari negara lain.
Tuntutan pasar yang kian hari kian rigid membuat posisi tawar kakao perlu diakselerasi. Demi mewujudkan hal tersebut, Ditjen Perkebunan bersinergi dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung. Salah satunya, dengan melakukan penandatanganan MoU Akselerasi Pengembangan Kakao, bersamaan dengan kegiatan Orientasi Lapang Bimbingan Teknis Intensifikasi dan Pengembangan Komoditas Perkebunan, yang dihadiri oleh 94 Ketua kelompok tani (poktan), di Puslitkoka Jember.
Hal ini sejalan dengan arahan Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi yang meminta agar sigap memperkukuh komoditas perkebunan, termasuk kakao, harus menjadi prioritas untuk dikembangkan agar bisa menjadi nomor satu didunia.
Baca juga: Kementan Perkuat Kapasitas Petani Milenial Kakao di Malang
“Perkebunan itu komoditasnya berlimpah, tapi harus bernilai tambah dan berdaya saing, termasuk kakao kita harus bisa bersaing dengan kakao dari negara lain. Kakao Indonesia harus bisa terus melejit tembus pasar global,” ujar Plt Mentan.
Dengan adanya penandatanganan MoU ini, diharapkan sasaran dukungan akselerasi pengelolaan kebun berbasis Big Data, pengoptimalan penerapan Good Agricultural Practices (GAP), pengembangan agribisnis terpadu hulu-hilir, pengembangan SDM dan kelembagaan, kemitraan usaha serta fasilitasi dukungan investasi dan kerja sama dapat terwujud dengan baik.
"Perlunya kolaborasi dan komitmen dari semua pihak termasuk pekebun untuk mendukung pengembangan kopi dan kakao. Peran pemerintah daerah dan lembaga riset sangat vital dalam bentuk komitmen dukungan program," ujar Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Muhammad Rizal Ismail, saat memberikan sambutan pada kegiatan tersebut, Kamis (19/10).
Baca juga: 5 Ton Biji Kakao dari Manokwari Selatan Diekspor ke Belanda
Rizal menambahkan, dengan adanya minat dan konsistensi pekebun di area Badung diharapkan dapat mendukung optimalisasi terbentuknya pengembangan kawasan sentra hulu kopi dan kakao di Badung, diikuti dengan akselerasi pendataan pekebun melalui Surat Tanda Daftar Perkebunan (STDB) untuk memenuhi traceability.
Lebih lanjut Rizal mengatakan, selain itu, puslitkoka sebagai lembaga riset agar dapat memaksimalkan perannya dalam memberikan asistensi kepada petani baik berupa bimbingan teknis, transfer teknologi maupun diseminasi.
Kepala Dinas Kabupaten Badung menyambut baik komitmen bersama dengan Ditjen Perkebunan dan Puslitkoka, untuk bersama-sama mengembangkan kopi dan kakao di Kabupaten Badung dimana potensi kopi dan kakao di sana cukup besar. “Pemda tentu akan terus memberikan dukungan baik dari hulu hingga ke hilir yang disinergikan dengan sektor pariwisata karena potensi kopi dan kakao di sini cukup besar.”
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Biji Kakao, Petani Diminta Implementasikan Metode Fermentasi
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, dengan adanya Nota Komitmen tripartit antara Ditjenbun, Puslitkoka dan Dinas Pertanian & Pangan Kabupaten Badung, disertai dukungan, kinerja dan komitmen yang sinergis, akan menghasilkan lompatan dampak yang luar biasa bagi komoditas kakao dan komoditas perkebunan lainnya di Kabupaten Badung. Linearitas program akan semakin diperkuat, dan fokus kerja akan semakin terbentuk. (RO/S-3)
Menerapkan secara bertahap kepada petani untuk menanam lebih dari satu kali menjadi dua dan tiga kali dalam satu tahun saat ini sedang berproses, contohnya di Desa Sanggang
Potensi integrasi padi gogo dengan kelapa sawit PSR di Provinsi Sumatra Selatan seluas 44.546,94 hektare, dengan potensi di Kabupaten Muara Enim mencapai 1.266 hektare.
Potensi pemanfaatan lahan perkebunan yang ada untuk ditanamsisipkan dengan tanaman padi merupakan jawaban yang tepat guna hadapi tantangan darurat pangan.
Kopi ini memiliki kualitas Grade A sehingga digolongkan Kopi Premium dengan potensi harga Rp300 ribu-400 ribu/kg-nya.
Kabupaten Bandung harus serius dalam mencegah alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian, sesuai Perda Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Respon pekebun cukup antusias saat membahas penyiapan benih dan pentingnya varietas unggul dalam pencapaian target swasembada.
SUB Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV menyebut capaian komoditas non core (bukan inti) teh dan karet meraih laba positif untuk pertama kali sejak 1996.
Kolaborasi ini membantu pelaku industri dan petani komoditas kopi dan kakao untuk memenuhi poin-poin keberlanjutan agar komoditas dapat diekspor dan diterima pasar global.
PRESIDEN Prabowo Subianto membantah anggapan bahwa ekonomi Indonesia hanya bagus di atas kertas. Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, meresponsnya.
Mengawali tiga bulan pertama di tahun 2025, KAI Logistik telah berhasil mengelola lebih dari 5,8 juta ton barang.
GUBERNUR BI Perry Warjiyo mengungkapkan pergeseran dalam aliran modal asing global. Semula mayoritas investasi terkonsentrasi ke AS, tetapi kini investor mulai beralih ke komoditas emas.
Secara ekologi, hutan bisa menjadi wilayah menjadi resapan air dan memulihkan sumber-sumber air yang selama ini mati, dan memulihkan sumber keragaman hayati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved