Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
EKONOM Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto berpendapat sudah tepat dan taktis keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, yang menaikkan 25 bps BI rate ke level 6%.
Dia telah memperkirakan hal tersebut dengan beberapa pertimbangan. Pertama, hampir pasti bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan satu kali lagi suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi 5,5-5,75% untuk mempercepat capaian target penurunan inflasi 2% di AS.
"Jika BI Rate tidak naik, maka posisinya setara dengan ekspektasi FFR 5,50-5,75% (mungkin di November atau Desember nanti," kata Ryan, Kamis (19/10).
Baca juga: Kenaikan BI Rate Dinilai Belum Perlu
Tekanan eksternal yg kuat dan masif dari eskalasi perang di Ukraina ditambah perang antara Hamas dan Israel menyebabkan kepanikan pasar global yg mendorong pemilik modal membeli dolar AS secara masif.
Terdapat indikasi rupiah makin tertekan karena gejolak geopolitik yg meningkat tadi ditambah stance kebijakan bank-bank sentral di negara maju masih hawkish (menahan suku bunga tinggi karena inflasi belum mencapai target).
Baca juga: BI Rate Naik 25 Bps untuk Stabilkan Rupiah
"Surplus neraca dagang juga sudah naik turun alias fluktuatif sehingga menekan posisi rupiah," kata Ryan.
Sementara itu, posisi cadangan devisa juga terpantau menurun untuk memenuhi kebutuhan impor dan kewajiban utang luar negeri pemerintah sehingga sehingga berpotensi menekan rupiah.
Tekanan dari sisi non ekonomi, yakni suhu politik yg mulai menghangat jelang pesta demokrasi di Indonesia, juga mengganggu kenyamanan pelaku pasar terhadap prospek rupiah ke depannya.
Ryan memperkirakan pekan ini dan mungkin dalam sebulan ke depan atau hingga akhir tahun tidak ada atau belum ada berita baik atau berita positif dari dalam negeri, meski outlook ekonomi Indonesia tahun 2023 dan tahun 2024 menurut dana moneter internasional (IMF) cukup stabil, yakni tumbuh 5% yoy.
"Maka, menaikkan BI rate sebesar 25 bps dari 5,75% ke 6% adalah pilihan kebijakan moneter yg tepat, terukur, preemptive dan antisipatif, setidaknya untuk bisa menahan depresiasi rupiah lebih jauh," kata Ryan. (Try/Z-7)
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Presiden Donald Trump mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk memecat ketua The Fed Jerome Powell.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved