Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DOSEN Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Krisdyatmiko mengatakan kebijakan pembagian penanak nasi atau rice cooker tidak tepat. Jika melihat guncangan dan kerentanan sosial saat ini, masalah yang dihadapi adalah kekeringan. Kekeringan membuat kesulitan dalam pemenuhan air dan dampak yang ditimbulkan berikutnya adalah kesulitan pangan.
Argumen pemerintah yang menyebut kebijakan pembagian penanak nasi sebagai bansos tidak tepat. Mengacu pada Undang-Undang No 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, perlindungan sosial melalui bansos dimaknai sebagai semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial.
"Saat ini yang perlu kita kaji adalah apa dampak kemarau yang berkepanjangan kepada masyarakat dan bagaimana kerentanan yang mereka hadapi, itu yang kita support," kata dia dalam siaran pers, Rabu (11/10).
Baca juga: Bagi-bagi Rice Cooker Gratis akan Habiskan Dana Rp347 Miliar
Krisdyatmiko menilai, bantuan yang diberikan sebaiknya air dan yang berkaitan dengan pangan, bukan bantuan rice cooker. "Jadi jangan tentang alat memasaknya tetapi apa yang dimasak oleh masyarakat," lanjut dia.
Ia menambahkan, keluarga di Indonesia sudah banyak menggunakan alat penanak nasi tersebut sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan pemborosan. Oknum-oknum tertentu bisa saja menjual kembali barang tersebut.
Baca juga: Pengamat: Masyarakat Butuh Beras, Bukan Rice Cooker
Krisdyatmiko mengatakan, pemerintah perlu mengkaji masyarakat yang paling terdampak dalam kekeringan ini. Pemerintah memberikan dukungan dalam jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan pangan, bukan alat untuk memasak.
"Pada jangka menengah dan jangka panjang adalah bagaimana mengatasi kedepannya agar masyarakat tersebut menjadi tidak terdampak. Dalam artian, mereka bisa mandiri, berdaya, dan memanfaatkan potensi lokal sebagai basis penghidupan mereka,� tutup dia. (Z-3)
UANG negara yang digelontorkan untuk menjalankan program bagi-bagi penanak nasi (rice cooker) secara gratis menembus Rp347,5 miliar.
Masyarakat dinilai lebih butuh pasokan beras yang memadai untuk menjadi makanan pokok sehari-hari. Bukan pembagian alat memasak berbasis listrik (AML) atau penanak nasi (rice cooker).
KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membagikan 500 ribu unit alat memasak berbasis listrik (AML) atau penanak nasi (rice cooker) secara gratis kepada masyarakat di tahun ini
Rencana pemerintah membagikan 500 ribu unit rice cooker secara gratis tak menyelesaikan masalah kelebihan pasokan listrik PLN
PROGRAM pemberian penanak nasi (rice cooker) gratis bagi masyarakat dikritik. Hal itu dinilai kurang tepat sasaran dalam menjawab kebutuhan faktual masyarakat.
KELANGKAAN beras medium dan premium terjadi selama sepekan terakhir di sejumlah minimarket di Jawa Barat (Jabar). Konsumen terus mendapati kosongnya rak-rak beras.
UNTUK mengantisipasi ketersediaan beras di wilayah Bandung Raya, terutama menjelang datangnya puasa dan lebaran dan menekan harga beras yang masih tinggi.
BAITUL Mal Aceh menyalurkan 1.512 paket pangan kepada masyarakat miskin di Aceh.
BANTUAN sosial adalah salah satu bahasan yang cukup panas di tahun Pemilihan Umum 2024
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 dan 3 sebagai pemohon sebelumnya telah mendaftarkan petitum mereka ke MK.
ADA tiga akronim yang sering dipahami secara rancu, yaitu perlinsos (perlindungan sosial), bansos (bantuan sosial), dan jamsos (jaminan sosial).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved