Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
TINGGINYA imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (US Treasury) berpotensi menambah beban biaya bagi Indonesia di pasar portofolio dunia. Sebab, mau tak mau pasar bakal mengharapkan imbal yang jauh lebih tinggi dari lembaran surat utang negara lain.
"Tentu saja kalau tinggi terus pasti market akan berekspektasi bahwa nex issuance, rate-nya relatif lebih tinggi, menjadi lebih mahal," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam taklimat media di Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/9).
Itu menurutnya terjadi secara alamiah. Ketika surat utang dari negara seperti AS memiliki tingkat kupon yang tinggi, para investor otomatis akan mengharapkan tingkat kupon yang jauh lebih tinggi dari portofolio negara lain.
Baca juga: Investasi Obligasi Vs Emas Minim Risiko. Mana yang Lebih Cuan?
Hal itu bakal membuat negara-negara berkembang, seperti Indonesia akan merogoh kocek lebih mahal agar investor mau membeli obligasi yang ditawarkan. Kenaikan kupon yang ditawarkan, kata Andry, akan banyak ditemui pada obligasi berdenominasi valuta asing (valas).
"Itu terutama untuk yang valas. Tapi ke depan kalau sentimennya turun, maka cost of borrowing-nya juga akan relatif lebih turun," jelasnya.
Baca juga: Gaji ASN Naik di 2024, Pagu Anggaran Kemenkeu Naik Rp3,7 Triliun
Di kesempatan yang sama, Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Riko Amir mengatakan, pemerintah terus mencermati perkembangan pasar global. Bila itu dinilai cukup memberatkan, maka besaran dari obligasi yang diterbitkan akan diperkecil, begitu pun sebaliknya.
"Kita itu punya fleksibilitas dalam pembiayaan. Itu pengelolaan utang yang terus kita lakukan. Pemerintah bisa melakukan pengadaan pembiayaan tersebut dengan memperhatikan dari sisi waktu issuance-nya, kemudian dari sisi besarannya dan juga dari sisi instrumen apa yang kita keluarkan," jelasnya.
Hal tersebut, kata Riko, sedianya telah dilakukan pemerintah pada triwulan II dan III tahun ini yang memperkecil besaran penerbitan obligasi. Itu karena lembaga pengelola keuangan negara menyadari pelaku pasar obligasi dunia mengharapkan yield tinggi akibat pengaruh arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
Selain terus melihat perkembangan pasar uang, fleksibilitas pembiayaan pemerintah juga dapat dilakukan melalui mekanisme pembiayaan non utang. Itu sedianya dapat berasal dari sisa anggaran lebih (SAL), dana investasi pemerintah, hingga Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN.
"Pada saat laporan semester I 2023, kita melakukan optimalisasi pembiayaan non utang. Target pembiayaan utang kita turunkan, sehingga resultanya sudah ditambahkan untuk penerbitan di triwulan III," pungkas Riko. (Mir/Z-7)
Kawasan Canggu kian dilirik investor dunia sebagai aset investasi potensial, tak hanya untuk masa kini tetapi juga jangka panjang.
Pemerintah Indonesia terus berupaya menggaet investor asal Korea Selatan. Langkah teranyar dilakukan melalui penyelenggaraan Gwangyang Business Forum 2025.
OJK mencatat, per 31 Juli 2025, IHSG menguat ke level 7.484, membukukan kenaikan 5,71% ytd.
Tokenize Indonesia, sebuah inisiatif akselerator yang diinisiasi BRI Ventures, Saison Capital, dan Coinvestasi, secara resmi menggelar rangkaian workshop.
PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, sebuah perusahaan manajemen investasi, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia.
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai target pertumbuhan ekonomi 5,4% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
ASPEK keamanan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.
Pembangunan hybrid warehouse di komplek pergudangan yang menggabungkan kantor, hunian, dan gudang dalam satu lokasi menjadi peluang investasi baru saat ini.
Jika ingin membeli barang, Raditya Dika akan membiarkan keinginan itu mengendap semalaman karena dapat berubah di keesokan hari.
Kawasan Canggu kian dilirik investor dunia sebagai aset investasi potensial, tak hanya untuk masa kini tetapi juga jangka panjang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved