Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Titik puncak inflasi pangan tertinggi akibat fenomena El Nino diperkirakan bakal terjadi di tengah 2024. Salah satu yang dominan menyebabkan hal tersebut ialah beras. Tingkat inflasi komoditas itu diprakirakan akan melambung lebih tinggi setelah berakhirnya El Nino.
"Untuk beras ini kita lihat rata-rata dari puncaknya El Nino ini akan ada puncak inflasi beras meningkat di 6 sampai 9 bulan ke depan setelah puncak El Nino terjadi," ujar ekonom Permata Bank Josua Pardede dalam taklimat media di Bogor, Jawa Barat, Senin (25/9).
Jeda waktu (lag time) inflasi beras dari puncak El Nino menurutnya terekam setiap fenomena itu menghampiri Indonesia. Pola tersebut menunjukkan tingkat inflasi beras mencapai titik puncak setelah 6-9 bulan El Nino berakhir.
Selain beras, kata Josua, terdapat komoditas lain yang berpotensi mengerek tingkat inflasi pangan. Beberapa diantaranya ialah gula, gandum, hingga kopi. Karenanya dia mendorong agar potensi kenaikan itu diwaspadai.
Apalagi pemerintah berasumsi tingkat inflasi umum di tahun depan berada di angka 2,8%. Angka tersebut dinilai terlampau tinggi dan diperlukan langkah antisipasi nyata dari pengambil kebijakan serta otoritas terkait.
"Asumsi inflasinya kan tinggi sekali di 2,8%, jadi tentunya ini harus dicermati bersama bahwa ada tantangan, khusunya datang dari inflasi domestik yang akan dipengaruhi oleh fenomena El Nino," terang Josua.
Di kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Abdurohman menyatakan optimistis tingkat inflasi masih dapat dikendalikan meski El Nino melanda. Hal itu nantinya akan terlihat dari tingkat inflasi umum tahun ini yang akan berada di kisaran target 3% plus minus 1%.
Optimisme tersebut berangkat dari beragam upaya pemerintah untuk menjaga harga-harga pangan di level yang terkendali. Sejumlah program dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga harga pangan dinilai bakal efektif meredam gejolak inflasi pangan.
"Jadi meskipun masih ada tekanan El Nino, namun dengan kondisi stok beras, kemudian juga efektivitas dari sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah di TPIP dan TPID yang secara reguler melakukan koordinasi, saya kira ini juga akan mampu menekan tekanan inflasi dari sisi makanan," terang Abdurohman. (Mir/E-1)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan penjual beras menurun hingga 50%.
Nantinya, beras konsumsi harian akan disederhanakan hanya menjadi satu jenis, yaitu beras reguler.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved