Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Hari ini pelaku pasar dalam negeri menanti arah kebijakan Bank Indonesia sehubungan dengan kebijakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang akan dirilis siang ini.
Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 September 2023. Pasar tampaknya optimistis bank sentral masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.
"Hal ini dilatarbelakangi sikap pasar seiring dengan solidnya data ekonomi dalam negeri," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Kamis (21/9).
Baca juga: LPEM UI: Tidak Ada Urgensi bagi BI untuk Naikkan Suku Bunga
Selain itu, menurutnya, dengan terkendalinya inflasi dan nilai rupiah yang stabil, tidak ada alasan bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan.
"Jika keputusan suku bunga acuan BI Rate tidak berubah, hal itu sejalan dengan fokus utama menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Nico.
Baca juga: BI: Penyaluran Kredit Baru Meningkat pada Agustus 2023
Hal tersebut mencerminkan kebijakan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan, dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha, sektor-sektor prioritas, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan. (Z-11)
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Dari sisi pendanaan, tren penurunan suku bunga acuan diperkirakan akan memperkuat likuiditas dan meningkatkan efisiensi struktur biaya dana.
Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya tahun ini.
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved