Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
SELAIN menjadi alat tukar pada zaman dahulu, emas juga dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang paling banyak dikenal masyarakat. Berikut mitos dan fakta soal emas.
Emas memiliki nilai yang jauh lebih stabil dibandingkan instrumen investasi lainnya, dan bahkan nilainya cenderung meningkat per tahun.
Investasi Emas juga memiliki risiko minimal, sehingga logam mulia ini banyak dicari sebagai tempat berlindung yang aman untuk melindungi nilai harta kekayaan, terutama saat inflasi keuangan terjadi.
Baca juga : Investasi Obligasi Vs Emas Minim Risiko. Mana yang Lebih Cuan?
Baca juga : Mengenal Investasi, Pengertian, Jenis, Contoh, dan Tips Aman
Namun, ada beberapa mitos vs fakta seputar investasi Emas yang harus ketahui terlebih dulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi logam mulia ini.
Simak ulasannya berikut, seperti dikutip dari laman logammulia.
Hanya Orang Kaya Saja yang Bisa Berinvestasi Emas?
Salah satu mitos vs fakta seputar investasi Emas yang masih banyak diimani oleh masyarakat adalah bahwa investasi logam mulia hanya untuk orang kaya.
Baca juga : Harga Emas Antam Rp1,065 Juta Per Gram, Cek di Sini Rinciannya
Umumnya, mitos tersebut dipercaya oleh beberapa pihak yang menganggap bahwa Emas adalah logam mulia yang sangat mahal dan tentunya hanya orang-orang dengan uang yang melimpah saja yang mampu membelinya.
Karena masih dianggap sebagai barang mewah, banyak kalangan masyarakat umum yang enggan atau ragu untuk berinvestasi Emas.
Padahal, Anda tidak perlu menunggu memiliki uang melimpah baru melakukan investasi Emas. Faktanya, Anda bisa mulai berinvestasi Emas dengan biaya yang cukup terjangkau.
Baca juga : Asyik, Harga Emas Antam Naik Lagi!
Misalnya, Anda tidak perlu menabung uang terlalu lama untuk membeli emas karena saat ini terdapat berbagai jenis produk emas batangan mulai dari harga sekitar Rp579.000 untuk emas dengan bobot 0.5 gram.
Tentunya, ada banyak pilihan emas lainnya yang bisa disesuaikan dengan kondisi bujet. Anda dapat terus memperhatikan harga beli Emas yang terus bergerak setiap harinya ke situs resmi Logam Mulia untuk mengetahui harga Emas terkini.
Investasi Emas Beresiko Tinggi?
Mitos lainnya yang membuat banyak orang ragu-ragu untuk berinvestasi Emas adalah karena adanya pandangan bahwa berinvestasi Emas memiliki resiko yang tinggi. Benarkah?
Baca juga : Kinclong! Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp6.000 Jadi Rp1,136 Juta per Gram
Perlu diketahui, tidak ada instrumen investasi yang benar-benar bebas dari resiko. Apabila Anda memutuskan untuk berinvestasi, tentunya wajib mempertimbangkan profil risiko dari investasi tersebut. Jadi, apakah Emas memang memiliki profil resiko yang tinggi?
Jawabannya, justru sebaliknya. Investasi Emas justru termasuk ke dalam salah satu instrumen investasi dengan resiko yang rendah. Harga Emas memang tergolong fluktuatif, atau dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Perubahannya pun tidak selalu meningkat, ada kalanya menurun pada hari berikutnya. Namun, apabila dilihat dalam skala yang lebih luas, yaitu dari jangka waktu 5-10 tahun, harga Emas justru cenderung naik atau meningkat.
Baca juga : Harga Emas Antam 30 Januari Naik Rp9.000
Beli Emas Sebaiknya Dilakukan Saat Harga Emas Turun?
Mitos satu ini mungkin termasuk yang paling sering didengar. Hingga saat ini, cukup banyak masyarakat yang memilih untuk menunggu harga Emas turun terlebih dahulu sebelum membelinya.
Harga Emas setiap harinya memang bersifat fluktuatif, harga logam mulia dihari ini bisa jadi berbeda keesokan harinya. Memantau perkembangan harga Emas hari ini memang wajib dilakukan pelaku investasi Emas.
Tapi, untuk melakukan pembelian sebenarnya tidak perlu menunggu hingga harga Emas turun. Karena, hal tersebut tergolong kurang efektif dan mungkin Anda akan membutuhkan waktu yang sangat lama hingga tabungan Emas mencapai jumlah yang diinginkan.
Baca juga : Emas Tetap Menjanjikan Tahun ini Bergantung Tiga Hal
Idealnya, untuk membeli Emas bisa dilakukan kapanpun, tentunya dengan dana yang memang dikhususkan untuk berinvestasi Emas. Jangan sampai membeli Emas mengganggu pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Itulah beberapa mitos yang diketahui vs fakta seputar investasi emas yang perlu. Seperti peribahasa 'Tak kenal maka tak sayang.' Semoga dengan semakin mengenal emas, semakin banyak masyarakat yang tertarik menjadi investor. (Z-4)
Baca juga : Harga Emas Meningkat di Tengah Penantian Pasar Menunggu Data Penting AS
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Sebagian besar emas yang ada di Bumi berasal dari luar angkasa. Ketika bintang-bintang raksasa meledak dalam peristiwa supernova atau saat bintang neutron bertabrakan
Kepala Divisi Bisnis Bullion PT Pegadaian Kadek Eva Suputra menegaskan tengah menggenjot pemanfaatan emas idle atau emas yang dimiliki masyarakat namun tidak digunakan secara produktif.
KETUA Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan hingga saat ini belum ada regulasi yang secara khusus mengatur penjaminan simpanan emas di Indonesia.
Trading emas adalah aktivitas jual beli emas dalam bentuk kontrak secara online di pasar keuangan. Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan dari fluktuasi harga emas dalam jangka pendek.
Harga emas Antam mengalami penurunan pada awal pekan ini. Harga emas hari ini, Senin 28 Juli 2025, tercatat di level Rp1.914.000 per gram, turun Rp1.000.
Jika ingin membeli barang, Raditya Dika akan membiarkan keinginan itu mengendap semalaman karena dapat berubah di keesokan hari.
Kawasan Canggu kian dilirik investor dunia sebagai aset investasi potensial, tak hanya untuk masa kini tetapi juga jangka panjang.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, memberikan apresiasi tinggi kepada PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak Indonesia) yang berhasil meningkatkan kapasitas produksinya.
Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Australia menggelar Indonesia–Australia Mineral Roadshow sebagai upaya memperdalam kemitraan strategis di sektor pertambangan.
capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,12 persen. Itu dinilai ekonom didorong oleh investasi dan konsumsi rumah tangga
Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang asing Australian Dollar (AUD) (Kangaroo Bond) sebesar AU$ 800 Juta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved