Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BANK sentral Turki menaikkan suku bunga utamanya untuk bulan kedua berturut-turut pada Kamis (20/7). Namun analis menilai kebijakan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang kini berubah arah itu terlalu takut untuk menjinakkan inflasi.
Setelah pemotongan selama bertahun-tahun yang bertujuan mendorong pertumbuhan tetapi memicu inflasi dan menyebabkan lira jatuh, bank tersebut menggandakan suku bunganya bulan lalu dari 8,5% menjadi 15%. Penaikan terbaru lebih kecil, pada 2,5 poin persentase, menjadi 17,5%.
Bank sentral mengatakan dalam suatu pernyataan, "Memutuskan melanjutkan proses pengetatan moneter untuk menetapkan arah disinflasi sesegera mungkin, menahan ekspektasi inflasi, dan mengendalikan penurunan perilaku harga." Penaikan suku bunga dilakukan sejak Erdogan memasang wajah ramah investor untuk memimpin bank sentral dan kementerian keuangan setelah pemilihannya kembali dalam jajak pendapat Mei yang ketat.
Baca juga: Pendapatan American Airlines Melesat tapi Prospek belum Jelas
Bank tersebut mengatakan setelah penaikan suku bunga pertama pada Juni, langkah tersebut hanyalah awal dari proses yang bertujuan membawa tingkat inflasi tahunan Turki hampir 40% ke angka tunggal sesegera mungkin. Tingkat inflasi mencapai 85% akhir tahun lalu dan bank sentral menghabiskan sebagian besar cadangannya untuk mencoba menopang lira--turun 90 persen terhadap dolar AS selama 10 tahun--dari penurunan yang lebih besar lagi.
Namun kedua penaikan itu mengecewakan para analis yang memperkirakan penaikan lima poin pada Kamis. "Bank sentral Turki hari ini sekali lagi mengecewakan harapan dan pengetatan lambat untuk mencapai batas yang dapat dilakukan oleh pembuat kebijakan," kata Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics.
Baca juga: Datang ke UEA, Erdogan Teken Perjanjian Senilai US$50 Miliar
"Sekarang ada risiko lebih jelas bahwa pergeseran kebijakan gagal dan lira berada di bawah tekanan penurunan yang jauh lebih besar," tambahnya. Lira turun 0,5% pada Kamis menjadi hampir 27 lira terhadap dolar AS.
Bank sentral sekarang dipimpin oleh Hafize Gaye Erkan, wanita pertama yang memegang jabatan tersebut. Resumenya mencakup diploma dari Princeton dan Harvard, pekerjaan teratas di Goldman Sachs, dan co-CEO First Republic Bank yang berbasis di California.
Baca juga: Perusahaan Turki Milik Menantu Erdogan Jual Drone ke Saudi
Erdogan juga menunjuk mantan ekonom Merrill Lynch Mehmet Simsek sebagai menteri keuangan. Keduanya telah mempromosikan kebijakan konvensional yang mencakup penaikan suku bunga untuk memerangi inflasi. Ini kebalikan dari pendekatan lama Erdogan yang memiliki sejarah suka mengganti menteri.
Ekonom Manajemen Aset BlueBay Timothy Ash menyebut langkah bank sentral pada Kamis sebagai, "Keputusan buruk yang sekali lagi gagal." Dia mengatakan suku bunga 17,5% tidak cukup untuk menurunkan inflasi sekitar 40%. "Ini akan kembali memainkan pandangan dari mereka yang mengatakan bahwa Simsek dan Erkan tidak benar-benar memiliki mandat untuk memberikan pengetatan kebijakan yang nyata," kata Ash.
Baca juga: Inflasi Turki Melambat ke 38,2% pada Juni
Penaikan suku bunga datang satu hari setelah Erdogan mengakhiri perjalanan Teluk yang bertujuan mengamankan investasi untuk meningkatkan ekonominyalesu dengan menandatangani perjanjian senilai lebih dari US$50 miliar di Uni Emirat Arab, menurut media pemerintah Emirat. Selama turnya, yang juga termasuk singgah di Qatar dan Arab Saudi, Erdogan memimpin penandatanganan kesepakatan yang menguntungkan untuk meningkatkan ekonomi Turki yang sedang sakit.
Hamish Kinnear, analis senior Timur Tengah dan Afrika Utara di perusahaan intelijen risiko Verisk Maplecroft, mengatakan negara-negara Teluk ingin meningkatkan hubungan dengan tetangga regional mereka yang kuat itu tetapi juga mencari peluang investasi untuk melakukan diversifikasi dari minyak dan gas. "Oleh karena itu pertanyaan terbuka mengenai seberapa cepat investasi Teluk yang dijanjikan ini akan tiba sementara inflasi tetap tinggi di Turki." (AFP/Z-2)
Danau Salda, Turki, memiliki kemiripan paling dekat dengan Mars, terutama dari sisi karakteristik geologis.
Penemuan artefak di Kota Bawah dari periode Romawi itu mengungkapkan bahwa peradaban telah didirikan di wilayah tersebut jauh lebih awal daripada yang diketahui selama ini.
Situs yang mungkin merupakan salah satu tempat pertama permukiman manusia di Anatolia barat itu pertama kali ditemukan setelah seorang penduduk melaporkan penemuan beberapa pecahan keramik
Ini ialah salah satu permukiman di jalur perdagangan yang membentang dari Suriah utara ke Balkan dari tahun 2400-an hingga 2300 SM
Dionysus dikatakan telah menyembunyikan identitas dan kekuatan sesungguhnya. Daskyleion terletak di tepi Danau Manyas di Distrik Bandirma, Balikesir.
Hadrianopolis ialah rumah bagi permukiman yang besar. Di dalamnya juga ditemukan benteng, vila, dan beberapa tempat pemujaan lainnya.
SEJAK pandemi covid-19 hingga saat ini dan seterusnya, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan moneter di seluruh dunia.
Pada September 2022, inflasi diproyeksikan akan sekitar 6,5%. Namun realisasinya 5,51%. Sedangkan inflasi inti akhir 2022 diperkirakan 4,61%, tetapi realisasinya 3,36%.
Beberapa jam kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka hijau yakni menguat 14,04 poin atau 0,20% ke posisi 6.876,3.
HARGA minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor merasa lebih nyaman tentang kenaikan suku bunga di masa depan.
HARGA emas turun pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (10/2/2023), menyusul aksi ambil untung dari kenaikan selama tiga sesi berturut-turut
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan keputusan mempertahankan suku bunga acuanĀ tetap konsisten dengan arah kebijakan moneter pre-emptive dan forward looking.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved