Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
EKONOM Bank Mandiri Faisal Rachman menilai kinerja ekspor dalam beberapa bulan ke depan masih berada di dalam tekanan. Sebabnya ialah penurunan harga-harga komoditas unggulan Indonesia yang didorong oleh melemahnya permintaan global.
"Kinerja ekspor diperkirakan akan semakin membaik akibat penurunan harga komoditas yang didorong oleh melemahnya permintaan global," ujar dia melalui keterangannya, Senin (17/7).
Di saat yang sama, lanjut Faisal, banyak bank sentral utama tetap menerapkan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Itu menurutnya dilakukan untuk memitigasi tekanan inflasi yang terus berlanjut, sehingga memberikan dampak yang merugikan pada kinerja sektor riil.
Baca juga : Utang Luar Negeri Indonesia Turun US$4,7 Miliar pada Mei 2023
Sebaliknya, Faisal berpendapat kinerja impor dalam beberapa bulan ke depan akan jauh lebih baik ketimbang ekspor. Itu disebabkan oleh daya tahan ekonomi domestik yang masih terjaga.
"Kami memproyeksikan pengurangan surplus perdagangan lebih lanjut dan potensi neraca bergeser menjadi defisit lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya," jelas Faisal.
Baca juga : Hulu Migas Targetkan Gross Revenue Rp 560 Triliun Tahun 2023
"Kami mempertahankan perkiraan kami bahwa current account dapat mencatat defisit kecil sebesar -0,65% dari PDB pada tahun 2023, dibanding 0,99% dari surplus PDB pada tahun 2022," tuturnya.
Diketahui sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan perdagangan Indonesia pada Juni 2023. Tercatat Indonesia mengalami surplus US$3,45 miliar, naik 708,66% dari nilai surplus bulan sebelumnya yang senilai US$0,44 miliar (month to month/mtm).
Surplus dagang itu diperoleh dari capaian nilai ekspor Indonesia pada Juni 2023 sebesar US$20,61 miliar. Angka tersebut turun 5,08% bila dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$21,72 miliar.
Sedangkan realisasi impor pada bulan keenam 2023 tercatat US$17,15 miliar, turun 19,40% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$21,28 miliar. (Z-5)
HILIRISASI berkelanjutan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Setiap komoditas kelolaan diolah hingga menjadi produk hilir yang menjadi bahan baku.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah komoditas yang tengah diperjuangkan agar mendapat tarif impor lebih rendah dari 19% saat masuk ke pasar Amerika Serikat (AS).
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa harga cokelat di pasar internasional tengah mengalami lonjakan tajam.
Sejumlah Komoditas Ekspor Indonesia Diupayakan Kena Tarif 0% ke AS
Indonesia hapus tarif 0% untuk produk ekspor AS. MoU dagang senilai USD 52 miliar mencakup energi, agrikultur, dan Boeing. Tarif ekspor RI ke AS turun ke 19%.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved