Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir semester I-2023 diperkirakan akan mencapai 5-5,2 persen.
Menurutnya, pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang hingga kini masih tetap terjaga.
"Sampai semester I pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih di 5,0-5,2 persen," kata Sri Mulyani Indrawati saat rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Senin (10/7).
Baca juga : Ekonomi Global bakal Melambat, Konsumsi Domestik Jadi Tumpuan
Realisasi perekonomian semester I-2023 akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan pertama Agustus 2023.
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang positif ini menandakan Indonesia mampu berada di atas banyak negara lain, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman dan Prancis, yaitu ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen selama enam kuartal beruntun.
Baca juga : Ini Ekspektasi Konsumen Indonesia Terhadap Perekonomian 6 Bulan Ke Depan
"Ini merupakan sebuah resiliensi atau daya tahan dari pemulihan yang cukup baik," ujar Sri Mulyani.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi ini juga turut menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Tingkat kemiskinan sudah kembali ke bawah 10 persen pasca lonjakan saat pandemi COVID-19. (Z-5)
"Harapan satu-satunya adalah memberikan booster terhadap daya beli melalui kebijakan yang pro kepada daya beli,”
PEMERINTAH menargetkan mampu melakukan belanja di Desember 2024 sebesar Rp517,85 triliun agar alokasi belanja negara dalam APBN terpenuhi. Itu merupakan selisih realisasi belanja negara
Mesin utama pertumbuhan, yaitu konsumsi masyarakat, tumbuh melambat menjadi 4,91% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,93%.
KSSK mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2024 bisa mencapai 5,1%. Direktur Celios Nailul Huda pesimistis dengan angka tersebut.
Kondisi konsumsi rumah tangga saat ini dinilai berada dalam guncangan. Itu tergambar dari pertumbuhan kredit multiguna rumah tangga yang melambat.
Pemberlakuan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025 diyakini akan memicu pelemahan ekonomi.
Pemerintah didorong melakukan reformasi menyeluruh terhadap struktur tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT).
PEMERINTAH bakal memayungi Koperasi Desa Merah Putih yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Kopdes Merah Putih itu dapat menikmati fasilitas kredit
Pemerintah mengajukan penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun untuk mendanai defisit APBN 2025 yang diproyeksikan melebar menjadi 2,78% dari PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Ketidakpastian dunia saat ini disebut bakal bersifat permanen dan mengubah tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved