Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai bahwa dividen payout ratio saat ini khususnya bank terlalu tinggi dan dikhawatirkan dapat menghambat transformasi dan inovasi yang dilakukan. Menanggapi pernyataan tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan hal tersebut telah umumnya telah diperhitungkan emiten, dalam hal ini oleh bank melalui rencana bisnis bank (RBB).
Sesuai Peraturan POJK No. 5/POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis Bank, bank wajib menyusun rencana bisnis (RBB) secara realistis dengan memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi kelangsungan usaha Bank serta tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat.
Sesuai aturan tersebut, cakupan RBB antara lain memuat rencana pengembangan produk dan aktivitas baru. Penyusunan RBB juga dikomunikasikan dengan pemegang saham antara lain melalui rapat umum pemegang saham.
Baca juga: Spin Off UUS Tetap Diwajibkan, Ikuti Ketentuan OJK
"Terkait dengan pembagian dividen oleh Bank, tentunya harus mempertimbangkan berbagai aspek termasuk RBB yang telah disusun. Pengaturan dan persyaratan pembagian dividen juga disesuaikan dengan merujuk pada UU PT No. 40 tahun 2007, yang mengatur persyaratan pembagian dividen antara lain tidak mengganggu kesehatan keuangan perusahaan," kata Nyoman, Jumat (7/7).
Sebelumnya dalam Rapat Umum Anggota Ikatan Bankir Indonesia di Jakarta, Selasa (4/7), Mahendra mengatakan di tengah segala tantangan yang ada, peningkatan alokasi laba untuk upaya implementasi manajemen risiko dinilai perlu menjadi perhatian industri perbankan.
Baca juga: Pasca Capai Laba Tertinggi, ASDP Setor Dividen Rp101 Miliar
"Kami mencermati bahwa rasio dividend payout dari berbagai bank nampak terlalu besar yang dapat membatasi kemampuan bank untuk berinvestasi dalam mendukung transformasi dan inovasi digital yang sangat diperlukan," kata Mahendra.
Padahal investasi pada sistem digital dipandang sangat diperlukan untuk memperkuat industri jasa keuangan dari sejumlah ancaman serangan siber. Terpantau empat bank
Kelompok bank berdasarkan modal inti atau KBMI IV, atau dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun, membagikan dividen jumbo untuk tahun buku 2022.
Bank Central Asia (BCA) membagikan dividen sebesar Rp25,3 triliun, Bank Mandiri Rp 24,7 triliun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp43,5 triliun, dan Bank Negara Indonesia (BNI) Rp7,32 triliun. (Try/Z-7)
Dibatalkannya RUPSLB sesi 1 ini lantaran ke 16 pemegang saham bersama kuasa hukum meminta menemui direksi terlebih dahulu sebelum memulai RUPSLB.
BARESKRIM Polri terus mengusut kasus dugaan pemalsuan dokumen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Sumsel Babel (BSB). Kali ini dilakukan lewat Dirut BSB Achmad Syamsudin.
PT FKS Food Sejahtera Tbk. (AISA) melaporkan pertumbuhan laba usaha yang signifikan sebesar lebih dari Rp 27 miliar dalam kuartal pertama tahun 2024
Pembagian dividen kepada pemegang saham sejalan dengan kinerja operasi dan kinerja keuangan Antam yang solid selama 2021.
Penawaran tender wajib saham ini tidak mencakup saham yang dimiliki oleh PT Calvin Rekapital Asia selaku pemegang saham Lucy sebesar 15,5%.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis dapat memberikan return yang optimal kepada pemegang saham terutama dari sisi dividen,
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat menjadi 11-13% pada tahun 2025. Lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun 2024 yang berada di kisaran 10-12%.
Kariernya dimulai di perusahaan perbankan multinasional, tempat ia memimpin tim produk dalam mengembangkan bisnis kartu kredit, loyalty program, dan bancassurance.
Terbatasnya akses kredit untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diakibatkan oleh masalah struktural yang bersifat sistemik.
OrderFaz berfokus pada inovasi pembayaran dan penjualan online
TIGA bulan sudah pelaku sektor perbankan meninggalkan 2023 dengan berbagai catatan kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved