Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
FENOMENA El Nino berpotensi memberi dampak pada tingkat inflasi pangan di paruh kedua 2023. Sinergi yang telah dilakukan untuk mengendalikan inflasi harus tetap dijaga dan diperkuat agar perekonomian tak tertekan.
"Terus perkuat sinergi untuk menjaga ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau. Tantangan masih ada. Karena kami perkirakan akan ada gangguan El Nino di paruh kedua tahun ini. Jadi jangan lengah," ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP) Balinustra bertajuk Sinergi dan Inovasi Ketahanan Pangan melalui Penguatan Kelembagaan dan Digitalisasi: Mepada Payu Antuk Bhuwana Bali Sentosa, Rabu (17/5).
Menurut Destry kewaspadaan tetap diperlukan oleh semua pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah. Meski upaya pengendalian inflasi, utamanya pangan relatif berhasil, semua pihak diminta untuk tetap berupaya semaksimal mungkin untuk terus menekan tingkat inflasi ke level yang wajar.
Baca juga: Teknologi Yandex Bisa Prediksi El Nino
Itu ditujukan agar masyarakat dapat mengakses kebutuhan pangan dengan harga terjangkau. Sebab, bila harga pangan mengalami kenaikan, dampaknya tak hanya terasa pada peningkatan inflasi semata, melainkan menjalar ke dalam perekonomian.
Kenaikan inflasi yang cukup tinggi dipastikan bakal mempengaruhi penurunan daya beli masyarakat. Hal itu akan secara langsung berdampak pada kinerja perekonomian yang saat ini relatif kuat dan prospektif.
Baca juga: Penyerapan Beras Lokal Perlu Dimaksimalkan Guna Jaga Ketersediaan Pangan Hadapi El Nino
"Pasti itu mengurangi daya beli masyarakat dan akhirnya akan menyebabkan terjadinya sosial unrest. Oleh karena itu mari bersama-sama kita menjaga inflasi, karena inflasi ini bukan hanya fenomena moneter. Inflasi ini riil dan dia ada di ekonomi riil juga," terang Destry.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi Indonesia berada di angka 4,33% secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2023. Komponen harga bergejolak tercatat mengalami inflasi 3,74% (yoy) dan berkontribusi 0,64% (yoy) terhadap tingkat inflasi umum.
Hal itu menunjukkan upaya pengendalian inflasi melalui GNPIP serta Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/D) yang dibentuk sejak pertengahan tahun lalu berbuah manis. Pasalnya, tingkat inflasi harga bergejolak sempat menyentuh level tertinggi hampir 12% (yoy). (Z-10)
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pengaruh El-Nino membuat masa panen di Kabupaten Kuningan yang seharusnya dilakukan Maret mundur sebulan.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Pada gelaran itu disiapkan berbagai komoditas seperti beras, telur ayam, dan cabai merah. Harganya lebih murah dibanding di pasaran.
Keterbatasan lahan sejatinya tidak harus jadi kendala bagi Kota Sukabumi bisa meningkatkan produksi pangan lokal.
Program ketahanan pangan Kostrad sudah dilaksanakan dan berjalan di beberapa daerah seperti di Bogor, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Pangandaran.
Lokasi ketahanan pangan Kostrad di Gudang Ketahanan Pangan berada di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Produksi beras Kabupaten Cianjur mencapai 860 ribu ton lebih. Produksinya terbilang melebihi dari kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan Bulog Cirebon memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved