Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PERUJI Gelar Indonesia Underwriting Summit 2023

Dero Iqbal Mahendra
16/5/2023 23:55
PERUJI Gelar Indonesia Underwriting Summit 2023
Ilustrasi(Dok. Ist)

DATA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%, terdiri dari penetrasi asuransi sosial 1,45%, asuransi jiwa 1,19%, asuransi umum 0,47%, dan sisanya asuransi wajib. Dari sisi pertumbuhan pendapatan premi sektor asuransi periode Januari sampai dengan November 2022 mencapai Rp280,24 triliun atau dapat dinyatakan tumbuh stagnan dengan pertumbuhan hanya sebesar 0,44% dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Hal ini sejalan dengan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, yang menunjukkan tingkat inklusi asuransi mengalami peningkatan kurang signifikan dari 13,15% di tahun 2019 menjadi 16,63% di tahun 2022. Kurang pesatnya pertumbuhan sektor asuransi dapat disebabkan oleh rendahnya penggunaan dan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi.

Hal ini dikarenakan permasalahan yang sering muncul di sektor asuransi berupa proses klaim yang sulit, premi yang tidak terjangkau oleh seluruh kalangan, kurangnya akses masyarakat untuk mendapatkan produk asuransi dan potensi gagal bayar. Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi pelaku industri asuransi agar dapat mengubah kondisi sulit di masa transisi pasca pandemi menjadi sebuah peluang untuk tumbuh kembali.

Baca juga: OJK Tinjau Aturan Permodalan Asuransi

Indikator potensi industri asuransi  bisa kembali tumbuh dapat terlihat dari peningkatan literasi sektor asuransi yang menurut hasil SNLIK tahun 2022 mengalami peningkatan signifikan dari sebesar 19,40% di tahun 2019 menjadi 31,72% di tahun 2022.

Underwriting Sebagai Kunci

Ketua Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (PERUJI) yang juga menjabat sebagai Head of Division - Life Reinsurance Underwriting, Client Management & Business Development PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) (Indonesia Re), Radix Yunanto mengungkapkan asuransi sebagai salah satu pilar ekonomi memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Dibutuhkan kolaborasi dan semangat yang sama antara pelaku asuransi di Indonesia untuk menumbuhkan kembali industri ini. Salah satu kunci penting dalam perusahaan asuransi jiwa adalah proses underwriting.

“Melalui proses underwriting yang baik dan benar, masyarakat akan mendapatkan produk asuransi yang tepat dengan beban premi yang sesuai dengan risiko yang dimiliki. Sehingga tercipta keadilan dalam pembebanan premi bagi perusahaan asuransi dan juga nasabah. Hal ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi dan dapat menumbuhkan kembali industri ini ke arah positif,” ungkap Radix.

PERUJI sebagai Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia memiliki komitmen meningkatkan pengetahuan, profesionalisme, dan keterampilan para underwriter jiwa. Salah satunya melalui rangkaian kelas, seminar dan workshop serta kegiatan Underwriting Summit.

Baca juga: Memilih Asuransi yang Tepat? Perhatikan Reputasi Perusahaan Penyedia Asuransi

Tahun ini PERUJI menggelar Underwriting Summit (IUS) ke-4 di Alila Hotel, Solo pada 16-17 Mei 2023 dengan mengusung tema utama “Underwriting: Beyond Pandemic”. Kegiatan ini diikuti oleh 146 peserta yang berprofesi sebagai underwriter jiwa, tim produk, penilai klaim serta praktisi bidang terkait lainnya dari perusahaan asuransi jiwa dan reasuransi.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan OJK, Supriyono yang hadir sebagai keynote speaker di IUS 2023 menegaskan dukungannya akan kegiatan ini.

Baca juga: Survey IFG: Gen Z Miliki Persepsi Positif soal Industri Asuransi

“PERUJI sebagai salah satu sarana bertukar informasi antar underwriter memegang peranan penting dalam proses kerja underwriter. Informasi yang lengkap mendorong keputusan underwriting yang lebih sehat yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas portofolio perusahaan. Hal ini akan menciptakan bisnis yang sehat dan sustain sehingga perusahaan asuransi dapat melaksanakan kewajibannya kepada pemegang polis dengan baik,” ujar Supriono.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon yang turut hadir secara virtual juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan IUS 2023. Menurut Budi, Underwriting Summit yang diadakan PERUJI relevan dengan roadmap asuransi Indonesia, yaitu salah satunya adalah penguatan dan pengembangan sumber daya manusia.

“Seiring dengan penambahan kepemilikan polis terutama individual yang sudah melewati 28 juta, yang artinya 10% dari penduduk di Indonesia sudah memiliki asuransi jiwa namun masih ada 90% penduduk yang belum dilindungi asuransi. Secepatnya diperlukan inklusi asuransi.

Kita sebagai insan asuransi perlu untuk bertumbuh, semakin berkualitas dan semakin dicintai masyarakat. Selanjutnya untuk Asuransi Jiwa Kredit, perlu ada perhatian khusus salah satunya di bidang underwriting. PERUJI bisa membuat best practice underwriting baik untuk pertanggungan jiwa, penyakit kritis, pertanggungan kesehatan dan pertanggungan jiwa kredit,” ujar Budi.

Selain dihadiri oleh OJK dan AAJI, seminar ini juga menghadirkan pemateri dari para pakar underwriting di Indonesia maupun perusahaan multinasional. Seperti Melissa Chew dari RGA, Nico Demus dari Indonesia Re (Persero), Pratap Chawla & Kenneth Pah dari UnderwriteMe, Jeffrey Seow dari Gallagher Re, Nicole Tan dari Willis Towers Watson, Jonathan Sternberg & dr Mona Jamtani dari MEDIX, Dr. Benny Hadiwibowo dari INARE, dan W. Agung Wibowo, SH, MH dari Consultant, Insurance Legal Practitioner. (Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya