Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (21/3) pagi terpantau menguat sejalan dengan penguatan yang terjadi di bursa saham global. Namun, investor diminta harus tetap berhati-hati karena katalis negatif seperti krisis perbankan di kancah global masih menjadi awan gelap yang siap menerjang pasar modal.
Perdagangan pagi ini, terpantau menguat di posisi 6.620. Level tertinggi di 6.627 dan terendah di 6.609. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 1,2 miliar lembar saham senilai Rp515 miliar. Sebanyak 194 saham menguat, sebanyak 131 saham tertekan, dan sebanyak 209 saham stagnan.
Tidak hanya IHSG, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi ini juga menguat. Rupiah naik 10 poin atau 0,07% ke posisi Rp15.350 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.360 per dolar AS.
Baca juga: IHSG Ditutup di Zona Merah
Sementara itu, saham-saham Amerika Serikat (AS) bergerak naik pada akhir perdagangan Senin (20/3) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Penguatan dapat terjadi karena investor memantau perkembangan terbaru terkait krisis di sektor perbankan.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 382,6 poin atau 1,2% menjadi 32.244,58. Kemudian indeks S&P 500 bertambah 34,93 poin atau 0,89% menjadi 3.951,57. Indeks Komposit Nasdaq naik 45,03 poin atau 0,39% menjadi 11.675,54.
Baca juga: Minim Katalis Positif, IHSG belum Mampu Bangkit
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di area hijau, dengan energi dan material masing-masing naik 2,11% dan 2,01%, memimpin kenaikan. Reli terjadi karena selera risiko meningkat setelah raksasa perbankan Swiss UBS setuju untuk mengakuisisi Credit Suisse yang terkepung. (Medcom/Ant/Z-6)
PT Ajaib Sekuritas Asia menunjuk kantor hukum Hotman Paris & Partners untuk mewakili perusahaan dalam merespons polemik seputar dugaan transaksi tidak sah senilai Rp1,8 miliar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Merujuk data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek SMIL pada Mei, investor pemegang saham SMIL naik hingga 3.217 menjadi 9.027 investor dari bulan sebelumnya hanya 5.810 investor.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 16 Juni 2025, dibuka menguat 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.176,68.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per Mei 2025, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, yakni 7.001.268 SID.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved