Rabu 22 Februari 2023, 12:25 WIB

Pelaku Pasar Kembali Cemaskan Ruang Kenaikan Fed Rate

Fetry Wuryasti | Ekonomi
Pelaku Pasar Kembali Cemaskan Ruang Kenaikan Fed Rate

MI/Adam Dwi
Ilustrasi: seorang melintas di dekat monitor pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (10/1/2023).

 

PASAR kembali digerakkan oleh persepsi terkait dengan inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga. Pelaku pasar dan investor masih belum bisa menerima bahwa inflasi belum terkendali sepenuhnya, dan ruang kenaikan tingkat suku bunga The Fed juga terbuka lebar.

Alhasil, indeks Dow Jones turun 2,06%, penurunan terburuk sejak 15 Desember 2022. Begitu juga dengan S&P 500 turun hingga 2%, terburuk sejak 15 Desember 2022.

“Semua sektor berakhir dengan penurunan, Nasdaq turun sebesar 2,5%. Padahal inflasi sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan situasi dan kondisi di tahun yang lalu,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Rabu (22/2).

The Fed bereaksi dan mengatakan di dalam setiap pidatonya, bahwa kenaikan tingkat suku bunga masih berpeluang terjadi. Dalam Fed Plotnya, The Fed memperlihatkan kenaikan tingkat suku bunga hingga 5% - 5,5% pada tahun 2023 ini.

Baca juga: IHSG Ditutup Sedikit Menguat saat Investor Khawatirkan The Fed

Jadi kalaupun Inflasi belum terkendali penuh, dan tingkat suku bunga masih berpeluang naik, ini sesuatu yang sudah dikatakan sedari awal. Rasa khawatir akan selalu ada, tapi tentu pasar dapat beradaptasi.

“Tidak hanya pasar saham, imbal hasil US Treasury 10y pun naik menjadi 3,95%. Hal ini akan memberikan tekanan kepada pasar saham dan obligasi dalam negeri pada hari ini,” kata Nico.

Hal pelaku pasar dan investor khawatir The Fed segera menaikkan tingkat suku bunga, yaitu data PMI Manufacturing, Composite, dan Services terlihat meningkat.

Hal ini menunjukkan perekonomian yang tangguh, dan memberikan keyakinan kepada pelaku pasar dan investor, bahwa ketenagakerjaan yang kuat, diikuti dengan fundamental ekonomi yang kuat, justru malah akan mendorong The Fed menaikkan tingkat suku bunga.

Pengumuman pertemuan The Fed FOMC Meeting Minutes, data pertumbuhan ekonomi Amerika kuartal IV 2022 akan menjadi perhatian pelaku pasar, juga data Personal Income dan Spending yang diperkirakan akan naik, sehingga akan membuat Inflasi menjadi lebih kuat.

“Data Inflasi dari Eropa yang yang diproyeksikan meningkat dari sebelumnya dengan proyeksi naik pada rentang 8,4 – 8,7%. 2 hari ini akan menjadi hari yang sulit bagi pasar, namun situasi dan kondisi akan berubah,” kata Nico. (OL-17)

Baca Juga

Ist

Asuransi Astra Raih Peringkat Kredit A- (Excellent) dari AM Best

👤mediaindonesia.com 🕔Minggu 02 April 2023, 17:46 WIB
Hingga saat ini, termasuk Asuransi Astra, hanya ada dua perusahaan asuransi umum nasional di Indonesia yang mendapatkan Peringkat A-...
MI/Ramdani

GoPayLater Cicil Perluas Layanan di Bulan Ramadan

👤Ihfa Firdausya 🕔Minggu 02 April 2023, 16:43 WIB
GoPayLater Cicil, salah satu opsi pembayaran di Tokopedia, memperluas layanan untuk menjangkau lebih banyak pengguna pada bulan Ramadan...
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Ekonomi Digital ASEAN Menjanjikan, Inklusivitas Masih Jadi PR

👤Ihfa Firdausya 🕔Minggu 02 April 2023, 16:38 WIB
Transformasi menuju perekonomian digital menjadi salah satu sumber pertumbuhan utama bagi...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya