Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMBANGUNAN di bidang konstruksi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat yang dilakukan pemerintah seperti jalan Tol Tran Sumatra, IKN dan proyek strategis Nasional dan pihak swasta.
Maraknya pekerjaan konstruksi seperti gedung bertingkat, pabrik, pekerjaan infrastruktur jalan dan jembatan.
Di dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi tersebut diperlukan teknologi, metode kerja dan material.
Baca juga : Infrastructure Connect 2022 Sukses Gaet Ribuan Pengunjung di JIExpo Jakarta
Material konstruksi sebagai salah satu komponen yang sangat penting agar pekerjaan konstruksi yang dihasilkan berkualitas baik.
Menurut Prof. Dr. Ir. Jonbi, MT, MM. MSi, Owner CV John hi-tech Contrindo (JHC) , sejak 10 tahun terakhir untuk pekerjaan konstruksi terkait dengan pekerjaan beton telah menggunakan material maju yang dikenal dengan kimia konstruksi seperti admixture, waterproofing, concrete repair, epoxy dan sebagainya.
"Penggunaan material tersebut terbukti sangat membantu mutu bangunan Gedung dan infrastruktur yang menjadi lebih berkualitas," kata Prof.Jonbi dalam keterangan pers, Jumat (10/2).
Baca juga : Pembangkit Listrik Tak Sesuai Harapan, Hubungan Tiongkok-Yordania Tak Harmonis
Namun, sayangnya produsen material kimia konstruksi tersebut masih dikuasai oleh pihak asing.
"Beberapa perusahaan asing yang menguasai pasar material kimia konstruksi di Indonesia diantaranya adalah PT Sika Indonesia, PT Fosroc Indonesia, dan PT BASF," jelasnya.
Ketika perusahaan tersebut menguasai pangsa pasar material kimia konstruksi di Indonesia sehingga Indonesia terkesan hanya sebagai pasar saja.
Baca juga : Wujudkan Infrastruktur Berkualitas, Citra Mandiri Ciptakarya Fokus Pada Efisiensi Waktu Pembangunan
"Karena masih sedikitnya produsen lokal produk material kimia konstruksi. Sehingga Indonesia masih tergantung dari pihak luar untuk pengadaan material dan penetapan harga produk material kimia konstruksi," papar Prof. Jonbi.
"Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap penyelesaian proyek-proyek yang ada di Indonesia," ucapnya.
Indonesia sejatinya memiliki banyak peluang untuk mengembangkan dan memproduksi material kimia konstruksi tersebut karena memiliki sumber daya alam berupa pasir silika dan semen yang merupakan bahan utama material kimia.
Baca juga : Menkeu: 50% Alokasi Pembiayaan Investasi untuk Pembangunan Infrastruktur
Menurut Prof. Dr Ir Jonbi MT MM MSi, beberapa daerah seperti di Bangka, Lampung, Kalimantan, dan Papua memiliki potensi sumber pasir silika yang sangat besar namun belum dimanfaatkan menjadi material yang bernilai.
Berdasarkan data hingga akhir tahun 2021 penjualan kimia konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 3 triliun.
“Sayangnya hingga kini untuk menjadi produsen material kimia konstruksi, masih terkendala memiliki pemahaman yang keliru antara lain selalu ditanamkan pemikiran oleh pihak asing kepada para pelaku konstruksi di Indonesia," jelas Prof.Jonbi.
Baca juga : Hingga Saat Ini, Ada 142 Investor Tertarik Berinvestasi di IKN Nusantara
Kendalannya bahwa untuk membuat material kimia konstruksi harus berteknologi tinggi (Hi-Tech), harus modal besar sehingga dikesankan bahwa bangsa Indonesia tidak akan mampu untuk memproduksi material kimia konstruksi tersebut.
Di berbagai kesempatan pemerintah terus-menerus mengkampanyekan tentang penggunaan material produk dalam negeri walaupun hasilnya hingga kini masih jauh dari harapan.
"John hi-tech Contrindo sebagai produsen lokal yang telah berpengalaman 30 tahun sebagai produsen kimia konstruksi dengan produknya Waterproofing, Grouting, Epoxy dan Material Repair, membuka peluang untuk para pengusaha di berbagai daerah untuk menjadi produsen kimia konstruksi melalui program franchise," jelasnya.
“Mari bersama kita menjadi produsen material kimia konstruksi sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan menuju kemandirian bangsa Indonesia,” kata Prof.Jonbi yang memiliki situs www.jhonhitech-center.com. (RO/OL-09)
Harus ada upaya mendorong riset dan inovasi AI yang relevan dengan kebutuhan bangsa, serta menjaga etika dan nilai dalam teknologi.
Program pembangunan itu harus 60% pada tingkat kabupaten/kota, 20% provinsi dan 20% pusat. Namun, sayangnya, menurut Bursah sampai saat ini pembangunan di daerah masih dikendalikan pusat.
Sebelumnya Apdesi juga menyampaikan beberapa permohonan diantaranya penambahan Alokasi Dana Desa.
Dia juga menyoroti bahwa aktivitas masyarakat yang terkendala lantaran berada di kawasan hutan, harus pula mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan melalui kelestarian hutan.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menilai, dengan data terpilah itu memungkinkan penyusunan kebijakan dan program yang lebih tepat sasaran.
KETUA Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Ciamis, Anjar Asmara, menanggapi banyaknya pertanyaan berkaitan kepemimpinan Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya.
International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 dinilai menjadi tonggak penting penguatan kolaborasi pembangunan infrastruktur nasional.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Kelima proyek tersebut dituangkan dalam Keputusan Bupati Kebumen Nomor 000.3.1/871 Tahun 2025 tentang Daftar Paket Pengadaan Barang/Jasa Strategis Daerah.
Grand Wisata, kawasan mandiri yang dikembangkan oleh PT Sinarmas Land, Tbk, membidik target penjualan sebesar Rp1,5 triliun pada 2025
Dalam waktu dua tahun pascapandemi, Pemkab sudah menginvestasikan anggaran untuk jalan sebesar Rp360 miliar untuk alokasi 152 ruas jalan dengan panjang 140 km.
Pembuatan saung kamar mandi ini sangat berguna bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga wisatawan agar lebih nyaman saat ke saung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved