Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
INSTITUTE for Development of Economics and Finance (Indef) menilai daya beli masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Ini karena sebagian besar pendapatan yang dihasilkan masyarakat dihabiskan untuk kebutuhan perut, alias makanan.
"Daya beli masyarakat kita itu sebenarnya rendah. Karena hampir semua income itu digunakan untuk membeli makanan," ujar Direktur Program Indef Esther Sri Astuti saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Akselerasi Ekonomi di Ujung Tanduk, Selasa (7/2).
Pernyataan tersebut mengacu dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dari data itu diketahui bahwa kontribusi konsumsi makanan dan minuman selain restoran pada konsumsi rumah tangga nasional mencapai 40,32%.
Selain urusan perut, pendapatan masyarakat juga diketahui dihabiskan untuk konsumsi di sektor transportasi dan komunikasi. Kontribusi pengeluaran di sektor itu mencapai 22,36% terhadap konsumsi rumah tangga.
"Jadi pengeluaran paling besar itu dialokasikan untuk mengonsumsi makanan dan minuman. Lalu juga digunakan untuk transportasi dan komunikasi sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)," kata Esther.
Baca juga: Indonesia Diminta Waspada Risiko Peningkatan Biaya Hidup
"Masyarakat, melalui data BPS ini terlihat sangat sedikit sekali mengalokasikan pendapatannya untuk diinvestasikan ke dalam pendidikan," tambahnya.
Sebab, dari data itu terlihat kontribusi konsumsi kesehatan dan pendidikan hanya 6,89% terhadap konsumsi rumah tangga nasional. Angka itu bahkan di bawah dari kontribusi konsumsi restoran dan hotel (9,99%) dan perumahan dan perlengkapan rumah tangga (12,59%).
Padahal, kata Esther, untuk mendorong peningkatan pendapatan, diperlukan kemampuan dan kecakapan dari sumber daya manusia. Karenanya, pemerintah didorong untuk meningkatkan kapasitas ekonomi rumah tangga melalui beragam saluran yang dimungkinkan.
"Insentif tidak hanya bansos, bansos itu temporer, solusi sementara. Solusi yang sustain dan langgeng adalah meningkatkan kapasitas dari sumber daya manusianya, meningkatkan kapasitas ekonomi rumah tangga dengan touch up skill, sehingga ada income yang lebih baik," pungkasnya.
Adapun konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia. Di 2022, merujuk data BPS, porsi konsumsi rumah tangga tercatat 2,38% dari angka pertumbuhan 5,01%.
Sementara distribusi konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 51,65% dengan pertumbuhan secara tahunan di angka 4,48%. (OL-4)
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
Presiden Prabowo Subianto membantah anggapan pihak-pihak yang menyebut kondisi ekonomi Indonesia sedang gelap.
KERETA cepat Whoosh memiliki potensi besar sebagai katalisator ekonomi yang mendukung pertumbuhan aktivitas dan nilai tambah baru.
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier menyoroti pencapaian IA-CEPA dalam memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia.
FEBRUARI 2008, tatkala krisis finansial global masih berkecamuk, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengundang beberapa ekonom terkemuka.
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved