Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong para kepala daerah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di desa wisata guna mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat.
Ini disampaikan Sandiaga saat menerima audiensi sejumlah kepala daerah di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta, Kamis (26/1).
"Kita harus lebih berkolaborasi. Saya mohon desa wisata diberikan perhatian khusus. Wisatawan dari kabupaten ke kabupaten harus terus kita dorong," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (27/1).
Pihaknya mencatat dalam dua tahun terakhir tingkat kunjungan wisatawan ke desa wisata meningkat 30-50%, terutama di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Seperti Desa Wisata Tinalah di Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 3.300 wisatawan di 2021 menjadi 6.000 wisatawan sepanjang tahun lalu.
Berikutnya, di Desa Wisata Sembungan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 105.000 wisatawan pada 2021 menjadi 140.000 wisatawan di 2022.
Jumlah wisatawan di Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, juga melonjak dari 92.000 wisatawan di 2021 menjadi 99.000 wisatawan sepanjang tahun lalu.
"Desa wisata diharapkan mendorong capaian pergerakan wisatawan nusantara yang ditargetkan mencapai 1,4 miliar pergerakan tahun ini," tutur Sandiaga.
Selain desa wisata, Menparekraf Sandiaga juga mendorong agar kepala daerah dapat memaksimalkan penyelenggaraan event untuk menjadi daya tarik turis dengan promosi yang baik.
Pemerintah daerah, dikatakan Sandiaga dapat berkolaborasi dengan Kemenparekraf. Baik dalam hal dukungan kegiatan maupun pelatihan dan pendampingan.
Menparekraf menjelaskan, KolaborAksi merupakan program yang rutin dilakukan kementeriannya untuk dapat menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dalam KolaborAksi kali ini hadir enam kepala daerah yakni dari Kabupaten Aceh Barat, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Biak Numfor, dan Kabupaten Berau.
Dalam kesempatan itu para kepala daerah menyampaikan potensi serta rencana program yang akan dijalankan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif daerah masing-masing.
"Ini merupakan kolaborasi pertama di 2023. Setiap bulan kami selalu mendorong langkah kolaborasi ini. Mereka bisa belajar dari beberapa daerah tentang pengembangan dan potensi desa wisata," pungkasnya.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan, dalam pengembangan infrastruktur wisata yakni unsur 3A (aksesibilitas, atraksi, dan amenitas), pemerintah daerah dapat memaksimalkan salah satu instrumen fiskal berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
Vinsen meminta agar pemerintah daerah dapat menyiapkan berbagai persyaratan yang dibutuhkan. Apalagi, lanjutnya, daerah yang sudah masuk dalam lokpri (lokasi prioritas).
"Sayang kan kalau sudah masuk lokpri tapi tidak dimaksimalkan, karena yang antre ini hampir 200 kabupaten/kota di 2023," kata Vinsen. (OL-12)