Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MATA uang Amerika Serikat, dolar AS bertahan di level yang lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah risalah dari pertemuan Federal Reserve Desember tidak memberikan kejutan atau informasi baru tentang ukuran kenaikan suku bunga yang diperkirakan pada Februari.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan lalu dan pejabat Fed sepakat bahwa laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat akan memungkinkan mereka untuk terus meningkatkan biaya kredit guna mengendalikan inflasi secara bertahap yang dimaksudkan untuk membatasi risiko pertumbuhan ekonomi.
Risalah tersebut juga menjelaskan bahwa keputusan untuk menaikkan suku bunga yang lebih kecil tidak boleh ditafsirkan oleh investor atau masyarakat luas sebagai pelemahan komitmen bank sentral untuk membawa inflasi kembali ke target 2,0 persen.
“Menurut saya risalah tersebut tidak menawarkan informasi baru yang signifikan,” kata Brian Daingerfield, kepala strategi valas G10 di NatWest Markets di Stamford, Connecticut. Prospek hawkish The Fed ditangkap oleh revisi yang lebih tinggi dalam ekspektasi rata-rata suku bunga untuk 2023 pada pertemuan Desember dan "tercermin dengan baik dalam konferensi pers dan prakiraan serta pernyataan pada saat itu."
Risalah juga tidak banyak mengubah ekspektasi untuk pertemuan Februari Fed. Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan kemungkinan 67 persen bahwa bank sentral AS akan terus memperlambat laju kenaikan suku bunga pada Februari menjadi 25 basis poin. Kenaikan 50 basis poin pada Desember mengikuti empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut.
“Tidak ada petunjuk jelas yang akan saya katakan bahwa Fed condong ke arah pelambatan lebih lanjut atau condong ke arah mempertahankan basis baru pergerakan 50 basis poin yang mereka lakukan pada Desember. Saya pikir itulah alasan utama mengapa kami belum melihat reaksi yang besar,” kata Daingerfield.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya terakhir turun 0,47 persen pada 104,22, setelah mencapai tertinggi dua minggu 104,86 pada Selasa (3/1/2023).
Pasar pekerjaan yang masih solid dipandang memberi ruang bagi Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga ketika berjuang untuk menurunkan tekanan harga-harga.
Laporan ketenagakerjaan Desember yang akan dirilis pada Jumat (6/1/2023) adalah fokus ekonomi utama AS minggu ini dan diperkirakan akan menunjukkan bahwa pemberi kerja menambahkan 200.000 pekerjaan di bulan tersebut, sementara penghasilan per jam rata-rata diperkirakan telah meningkat 0,4 persen di Desember untuk peningkatan tahunan sebesar 5,0 persen.
Data pada Rabu (4/1/2022) menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS turun kurang dari yang diharapkan pada November karena pasar tenaga kerja tetap ketat.
Ada juga berita menggembirakan dalam pertarungan inflasi, dengan survei dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan ukuran harga yang dibayarkan oleh produsen untuk input turun pada Desember ke level terendah sejak Februari 2016, mengabaikan penurunan di awal pandemi COVID -19.
Optimisme untuk stimulus lebih lanjut di China karena dibuka kembali dari penutupan COVID-19 meningkatkan sentimen risiko pada Rabu (4/1/2023) pagi, mengurangi permintaan dolar AS.
Mata uang Australia juga melonjak 1,66 persen menjadi 0,6839 dolar AS setelah perencana negara China mengizinkan tiga utilitas yang didukung pemerintah pusat dan pembuat baja utamanya untuk melanjutkan impor batu bara dari Australia, langkah pertama sejak Beijing memberlakukan larangan tidak resmi perdagangan batu bara dengan Canberra pada 2020.
Euro naik di tengah optimisme bahwa inflasi mungkin telah mencapai puncaknya di wilayah tersebut setelah data menunjukkan bahwa tekanan harga konsumen Prancis berkurang lebih dari yang diperkirakan pada Desember. Itu meningkatkan harapan bahwa Bank Sentral Eropa dapat mengadopsi kebijakan yang tidak terlalu hawkish, yang pada gilirannya akan mendukung ekonomi lebih kuat.
Mata uang tunggal terakhir naik 0,54 persen pada 1,0605 dolar. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Suryanesia Dapat Suntikan Dana Rp31 Miliar untuk dorong Percepatan Pemanfaatan Tenaga Surya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibuka melemah 4,73 poin atau 0,07% ke posisi 7.103,06.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 17 Juni 2025, dibuka menguat 6,04 poin atau 0,08% ke level 7.161,89.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved