Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERINTAH Indonesia akan memanfaatkan bantuan dana sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp314 triliun dari Amerika Serikat (AS) dan negara maju yang tergabung dalam Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air.
Bantuan itu diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mempensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
"Bantuan itu akan kami gunakan untuk percepatan pensiun PLTU batu bara, pengembangan EBT dan green industry," jelas Dadan saat dikonfirmasi, Kamis (17/11).
Baca juga: Negara Maju Alokasikan US$600 M untuk Infrastruktur Negara Berkembang
Berdasarkan kajian lembaga think-tank energi, Institute for Essential Services Reform (IESR), yang berjudul Financing Indonesia’s Coal Phase out bersama Universitas Maryland, Indonesia membutuhkan biaya sekitar US$4,6 miliar untuk mengakhiri 9,2 gigawatt (GW) PLTU di 2030.
Lalu, kebutuhan anggaran sebesar US$27,5 miliar hingga 2045 untuk mempensiunkan seluruh PLTU. Sementara, untuk dekarbonisasi sistem energi di Indonesia, setidaknya membutuhkan total investasi sebesar US$135 miliar pada 2030.
Saat ini, Kementerian ESDM bersama kementerian lain dan perusahaan BUMN bidang energi masih mengkaji perihal detail proyek apa saja yang akan digarap dari dana US$20 miliar tersebut. Dalam hal ini, termasuk PLTU mana yang akan dipensiunkan.
Baca juga: RI Butuh US$37 Miliar untuk Pensiunkan PLTU Batu Bara
"Belum detailnya, nanti kami selesaikan dalam waktu enam bulan. Ini masih kami kaji," pungkas Dadan.
Secara keseluruhan, PGII mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur, berupa hibah dan pinjaman sebesar US$600 miliar. Ini dapat digunakan negara berkembang dan negara miskin hingga lima tahun ke depan.
Alokasi dana tersebut untuk mendukung pembiayaan proyek baru PGII. Di antaranya, Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar US$20 miliar bagi Indonesia. Lalu, untuk Indonesia Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact sebesar US$698 juta.
Berikut, Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang untuk proyek digital, mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brasil, pengembangan energi surya di Honduras, serta investasi bagi infrastruktur kesehatan bagi India.(OL-11)
SEMANGAT pemerintah untuk mendorong hilirisasi, khususnya pada komoditas batu bara, hingga saat ini masih belum ada titik terang.
PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34% dari target tahunan.
Oli bekas, buangan padat dari pengolahan kelapa sawit, popok, kemasan oli bekas, serta berbagai jenis limbah lainnya kini menjadi bahan bakar.
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
MIND Id memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung hilirisasi mineral dan batu bara Indonesia masa depan.
Para peneliti dari Universitas Texas di Austin mengidentifikasi mineral langka atau unsur tanah jarang senilai US$8,4 miliar yang terkunci dalam endapan abu batu bara Amerika Serikat (AS).
Transisi energi peralihan dari energi berbasis karbon menuju sumber energi bersih dan terbarukan seperti surya, angin, air, dan geotermal kini dipandang sebagai kebutuhan moral
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
MedcoEnergi memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam transisi energi di kawasan Asia Tenggara melalui pengembangan portofolio yang terdiversifikasi.
Namun, Herry pun menyoroti bahwa transisi energi dan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertambangan di Indonesia dapat berjalan mulus jika didukung strategi yang tepat.
Kerja sama ini mencakup sejumlah inisiatif strategis, di antaranya pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang transisi energi berkelanjutan
Koaksi Indonesia merekomendasikan agar pemerintah segera menyusun strategi nasional reskilling dan upskilling berbasis peta jalan green jobs.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved