Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif pada Januari-Oktober 2022 surplus sebesar US$45,52 miliar. Capaian tersebut tumbuh 47,52% dibandingkan periode yang sama pada 2021.
"Bahkan, neraca perdagangan pada Januari-Oktober 2022 ini sudah lebih besar dari total surplus neraca perdagangan pada 2021," ungkap Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Setianto, Selasa (15/11).
Baca juga: Kinerja Impor RI pada Oktober 2022 Turun 3,40%
Lebih lanjut, pencapaian ini terdiri dari nilai ekspor secara kumulatif yang mencapai US$244,14 miliar, atau meningkat 30,97% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, nilai impor secara kumulatif tercatat US$198,62 miliar. Capaian tersebut meningkat 27,72%, jika dibandingkan periode yang sama pada 2021.
"Capaian ini yang menyebabkan surplus neraca perdagangan barang, utamanya ditopang neraca komoditas nonmigas," imbuh Setianto.
Baca juga: Produktivitas Bongkar Muat Pelindo Multi Terminal Meningkat
Menurutnya, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Oktober 2022 naik 20,40% dibandingkan periode sama pada 2021. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan dan perikanan yang naik 14,17%. Lalu, ekspor hasil tambang dan lainnya naik 82,68%.
Adapun nilai impor Januari–Oktober 2022 pada barang konsumsi US$657,7 juta atau naik 4,19% dibandingkan periode sama pada tahun lalu. Kemudian, bahan baku/penolong US$35.339,7 juta atau naik 30,10%. Untuk barang modal tercatat US$7.114,7 juta atau naik 31,77%.(OL-11)
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif yang baru disepakati dengan Peru akan mendorong peningkatan ekspor sejumlah komoditas.
CENTER of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sebesar US$9,23 miliar akibat penerapan tarif resiprokal Trump.
Dirjen Bea Cukai kunjungi PT Mattel Indonesia, menegaskan komitmen dukungan pada industri ekspor lewat kawasan berikat.
Produk-produk Indonesia yang memiliki keunggulan seperti TPT, produk perikanan, makanan olahan, serta minyak sawit dan turunannya, termasuk biodiesel, akan langsung menikmati tarif 0%.
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
KOMITMEN mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan dukungan nyata bagi para pelaku UMKM ditampilkan BRI dalam kegiatan pelatihan ekspor tahun 2025.
PT Merak Chemicals Indonesia (MCCI), produsen Purified Terephthalic Acid (PTA) menyatakan komitmennya untuk memperkuat pasokan bahan baku bagi industri tekstil dan plastik dalam negeri.
Pelaku usaha mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mempermudah perizinan impor dengan menghapus kebijakan kuota.
Industri tekstil nasional tengah mengalami tekanan berat disebabkan massifnya impor produk jadi dari Tiongkok sehingga mengganggu daya saing industri.
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan menjadi salah satu tarif terendah yang diberikan AS untuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved