Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PT Merak Chemicals Indonesia (MCCI), produsen Purified Terephthalic Acid (PTA) menyatakan komitmennya untuk memperkuat pasokan bahan baku bagi industri tekstil dan plastik dalam negeri. Langkah tersebut dilakukan sejalan dengan program substitusi impor dan hilirisasi industri yang tengah digalakkan pemerintah.
Presiden Direktur MCCI Anang Adji Sunoyo mengatakan, MCCI siap memainkan peran strategis dalam menopang kemandirian industri nasional dengan menyediakan PTA berkualitas tinggi yang diproduksi secara lokal. PTA merupakan bahan baku utama dalam pembuatan PET (Polyethylene Terephthalate) dan serat poliester yang banyak digunakan di sektor tekstil, kemasan plastik, hingga produk konsumen lainnya.
"Posisi MCCI menjadi penting sebagai produsen dalam negeri yang mampu menyediakan kebutuhan bahan baku secara berkelanjutan. Kita siap untuk memperkuat pasokan bahan baku, namun, faktanya industri masih lebih memilih impor karena harganya yang lebih murah," ujar Anang dikutip dari siaran pers, Senin (18/8).
Terlebih lagi, saat ini industri tekstil tengah mengalami tekanan akibat adanya fenomena impor dumping yang membuat sektor hulu dan tengah menjadi lesu. Padahal Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara, selain China dan India, yang memiliki ekosistem tekstil yang lengkap di dunia.
Adapun MCCI saat ini mengoperasikan dua fasilitas produksi yang berlokasi di kawasan industri Merak, Banten, dengan total kapasitas mencapai 660.000 ton PTA per tahun. Sejak berdiri pada tahun 1991, perusahaan ini terus memperkuat posisi dalam rantai pasok nasional dan mendukung pertumbuhan industri berbasis poliester di Indonesia.
Menurut Anang, kehadiran produsen lokal bukan hanya soal ketersediaan produk, tetapi juga berdampak langsung terhadap efisiensi industri secara keseluruhan. Dengan suplai dalam negeri yang kuat, pelaku industri tekstil dan plastik dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor serta lebih tangguh menghadapi fluktuasi harga global.
"Kami percaya bahwa hilirisasi bukan sekadar program pemerintah, tapi kebutuhan nyata bagi keberlanjutan industri kita. MCCI hadir bukan hanya untuk memproduksi, tapi juga untuk memperkuat fondasi industri dari hulu," tuturnya.
MCCI berhasil menyerap 300 tenaga kerja yang mendukung operasional perusahaan, serta turut menekankan pentingnya tata kelola yang baik melalui kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan keselamatan industri. Dalam beberapa tahun ke depan, perusahaan tengah mengkaji langkah ekspansi dan peningkatan efisiensi melalui inovasi teknologi serta penerapan prinsip berkelanjutan di seluruh lini produksi.
"Kami ingin terus tumbuh, tapi tidak dengan cara yang merusak. Keberlanjutan adalah bagian dari strategi kami ke depan. Produksi yang efisien, ramah lingkungan, dan mendukung industri nasional, itu yang kami kejar. Akan tetapi kami mohon dukungan dari pemerintah untuk dapat melindungi industri ini dengan kebijakan yang adil," jelas Anang.
Dia meyakini kekuatan industri nasional hanya dapat dicapai melalui sinergi antara produsen hulu dan hilir. Dalam konteks ini, penyediaan bahan baku yang stabil dan kompetitif menjadi kunci untuk mendorong industri tekstil Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
"Kalau hulu kuat, hilir bisa berlari lebih cepat. Dan kami siap menjadi bagian dari mesin pertumbuhan itu," pungkas Anang. (E-3)
Pelaku usaha mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mempermudah perizinan impor dengan menghapus kebijakan kuota.
Industri tekstil nasional tengah mengalami tekanan berat disebabkan massifnya impor produk jadi dari Tiongkok sehingga mengganggu daya saing industri.
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan menjadi salah satu tarif terendah yang diberikan AS untuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
Ibas menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dan diversifikasi produk kakao.
KOMITMEN mempercepat sinergi investasi hilirisasi dan pengembangan sumber daya manusia kembali ditekankan Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PETRONAS Chemicals Group Berhad (PCG) memperkuat kemitraan strategisnya melalui penandatanganan kelanjutan nota kesepahaman (MoU).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved