Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kemenhub Percepat Pengembangan Sistem Transportasi Publik

M Taufan SP Bustan
21/10/2022 14:34
Kemenhub Percepat Pengembangan Sistem Transportasi Publik
Direktur Angkutan Jalan Kemenhub, Suharto di ajang STF 2022(MI/M Taufan SP Bustan)

KEMENTERIAN Perhubungan (Kemenhub) terus mendorong percepatan pengembangan sistem transportasi publik di daerah. 

Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto mengatakan, saat ini, sudah ada beberapa kota prioritas yang menunjukkan perkembangan signifikan dalam pengembangan sistem transportasi. 

“Seperti di Jakarta, Semarang, Surakarta, dan Medan. Di wilayah itu, sudah berkembang,” terangnya saat mengikuti Sustainable Transportation Forum (STF) 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (21/10). 

Menurut Suharto, Kemenhub saat ini juga dibantu sejumlah pemangku kepentingan dan lembaga donor internasional terus memperluas kabupaten/kota di Indonesia untuk mempercepat pengembangan sistem transportasi publik. 

“Kami fokus agar pengguna itu merasa nyaman ketika menaiki bus seperti menumpangi kendaraan pribadi,” ungkapnya. 

Suharto menyebutkan, jika pengguna bus sudah merasakan kenyamanan, perpindahan moda transportasi itu akan mudah terjadi. 

“Jadi, karena pengguna (masyarakat) sudah nyaman, makanya perpindahannya tidak akan sulit lagi. Nah, fokus Kemenhub kesana,” tegasnya.

Sosialisasi dan kampanye penggunaan transportasi umum memang harus terus diintensifkan. Hal tersebut berkaitan dengan proporsi penggunaan transportasi umum di Tanah Air yang masih berada di kisaran 20 persen. 

“20 persen itu masih tergolong rendah dibandingkan dengan kawasan regional seperti Malaysia atau Singapura,” ujar Suharto. 

Dampak dari masih banyaknya transportasi pribadi digunakan di ruang publik berimbas kepada sulit untuk mengurainya di jalan raya. 

Baca juga : Transportasi Berkelanjutan Diharap Terwujud di Seluruh Indonesia 

Akibatnya, lanjut Suharto, sektor transportasi itu menyumbang hingga 26 persen emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, Kemenhub terus mengupayakan dan mendukung pemerintah daerah untuk mendorong terjadinya peralihan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum, salah satunya melalui program Buy The Service (BTS), yang dijalankan dengan sebutan Teman Bus. 

“Program yang diluncurkan pada 2020 itu sebenarnya telah dilaksanakan di sebelas kota percontohan yaitu Denpasar, Medan, Palembang, Bandung, Banyumas, Surakarta, Yogyakarta, Banyumas, Surabaya, Banjarmasin, dan Makassar,” paparnya. 

Suharto menjelaskan, program itu juga berjalan berkat dukungan Sustainable Urban Transport Programme Indonesia – Nationally Appropriate Mitigation Actions (SUTRI NAMA) dan Indonesian Bus Rapid.

“Serta Transit Corridor Development Project (INDOBUS) melalui kajian dan perumusan kerangka peraturan serta basis data terutama di dua kota percontohan Bandung dan Makassar,” imbuhnya. 

Sementara itu, Medan menjadi salah satu wilayah yang sudah mengoperasikan Teman Bus di daerahnya, dengan total bus yang telah beroperasi yakni 72 unit dengan lima rute layanan. 

Kepala Dinas Perhubungan Medan, Iswar Lubis menyebutkan, Program BTS yang dijalankan PT Medan Bus Transport (Trans Metro Deli) tersebut berfungsi sebagai penunjang mobilisasi masyarakat Medan yang mencakup hingga ke wilayah Distrik Belawan, Lapangan Merdeka, hingga terminal Amplas dan Tembung.

“Data terakhir yang kami catat perpindahan dari pengguna sepeda motor ke Trans Metro Deli sudah menyentuh angka 52 persen. Dan di catatan itu ada 48.000 penumpang per hari yang didominasi penumpang perempuan dan anak-anak,” terangnya dalam sesi diskusi. 

Dengan melihat pesatnya perkembangan yang menggembirakan itu, Dinas Perhubungan Medan, berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan demi mendorong peralihan yang lebih tinggi lagi.

“Tentu dengan capaian itu kita ber harap terus meningkat sehingga semua masyarakat nantinya mau beralih,” tandas Iswar. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya