Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dunia Gagal Mengatasi Ketimpangan

Adiyanto
11/10/2022 09:37
Dunia Gagal Mengatasi Ketimpangan
Ilustrasi: Bocah dari keluarga miskin di Uganda(unsplash.com/bill wegener)
Sejumlah pemerintahan di dunia umumnya gagal mengatasi peningkatan ketimpangan setelah pandemi covid-19. Hal itu diungkapkan juru bicara antikemiskinan Oxfam, Selasa (10/10. Badan amal yang bermnarkas di Inggris itu mengungkapkan berdasarkan temuan studi "Komitmen untuk Mengurangi Indeks Ketimpangan" (CRI), yang menyelidiki tindakan dan kebijakan pemerintah untuk mengatasi ketidaksetaraan dalam dua tahun pertama Covid-19, sebagian besar pemerintahan di dunia gagal mengurangi peningkatan ketimpangan yang berbahaya ini.
 
"Covid-19 telah meningkatkan ketidaksetaraan di seluruh dunia, karena yang termiskin paling terpukul oleh penyakit ini dan dampak ekonominya yang mendalam," kata laporan itu, yang disusun setiap dua tahun.
 
Badan amal itu menilai 161 pemerintah dari 2020 hingga 2022, Setengah dari negara-negara itu memotong pengeluaran mereka untuk perlindungan sosial dan 70% nya memangkas anggaran pendidikan. Pandemi telah menggerus pengeluaran konsumen karena adanya pembatasan kegiatan sosial yang pada gilirannya memangkas pendapatan perpajakan. Sebanyak 143 negara dari 161 negara itu juga gagal menaikkan pajak atas orang kaya. Studi tersebut menambahkan bahwa sekelompok kecil pemerintah melawan tren ini dan mengambil "tindakan yang jelas" untuk memerangi ketidaksetaraan. "Kebijakan yang minoritas ini membuat "seluruh dunia malu," katanya.
 
Norwegia menduduki puncak indeks sebagai negara dengan kinerja terbaik dalam hal mengatasi ketidaksetaraan. Diikuti oleh Jerman, Australia, Belgia, dan kemudian Kanada. Prancis berada di peringkat ke-12, sementara Inggris berada di peringkat ke-14.
 
PBB dan para aktivis, sebelumnya mengecam distribusi vaksin yang tidak merata dari negara-negara Barat yang lebih kaya ke negara-negara berpenghasilan rendah, khususnya di Afrika. Oxfam menyampaikan kritik pedas terhadap sebagian besar negara, dengan alasan bahwa pandemi seharusnya menjadi 'panggilan' untuk bertindak untuk mengatasi kemiskinan. "Merebaknya pandemi Covid-19 dan krisis kesehatan, sosial, dan ekonomi yang terjadi telah meningkatkan kemiskinan dan ketidaksetaraan," laporan badan amal itu menyimpulkan.
 
"Dunia menyaksikan peningkatan kemiskinan yang sangat tajam untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, sementara kekayaan orang-orang terkaya dan keuntungan perusahaan melonjak. Oleh karena itu, pandemi seharusnya menjadi peringatan bagi para pemimpin nasional dan global untuk memperkenalkan kebijakan untuk mengatasi ketidaksetaraan secara agresif'."
 
Oxfam menyerukan pemerintah di seluruh dunia, didukung oleh lembaga keuangan internasional dan pendanaan global, perlu menerapkan kebijakan untuk mengurangi ketimpangan dan melindungi pendapatan masyarakat miskin dari resesi dan inflasi. (AFP/M-3)
 
 
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya