Sabtu 17 September 2022, 14:42 WIB

Neraca Dagang Masih Surplus, Airlangga: Penanganan Ekonomi di Jalur Tepat

Insi Nantika Jelita | Ekonomi
Neraca Dagang Masih Surplus, Airlangga: Penanganan Ekonomi di Jalur Tepat

Antara
Potret pekerja mengawasi aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok.

 

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan masih surplus di US$5,76 miliar pada Agustus 2022. Hal ni membawa Indonesia mencetak surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Neraca perdagangan surplus 28 bulan berturut-turut. Ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam penanganan ekonominya berada dalam jalur yang tepat," ujar Airlangga dalam keterangannya, Sabtu (17/9).

Baca juga: Neraca Dagang Agustus 2022 Surplus US$5,76 Miliar

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2022 kembali surplus US$2,4 miliar, setelah mengalami defisit US$1,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja NPI tersebut didukung surplus transaksi berjalan yang meningkat, serta perbaikan defisit transaksi modal dan finansial. 

Pada akhir Juli 2022, posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar US$132,2 miliar. Realisasi investasi Indonesia juga menunjukkan tren positif, pada triwulan II 2022 mencapai Rp302,2 triliun atau meningkat 35,5% (yoy).

Berikut, menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 320,534 tenaga kerja. Capaian investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp163,2 triliun (39,7% yoy) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp138 triliun (30,8% yoy).

Baca juga: Nilai Ekspor RI pada Agustus 2022 Naik 9,17%

Sementara itu, tren inflasi berbagai negara di dunia mengalami kenaikan signifikan akibat krisis pangan dan energi. Namun, Indonesia dinilai bisa menjaga tingkat inflasi tahunan, yakni pada Agustus 2022 sebesar 4,69% (yoy)

"Inflasi Amerika Serikat sebesar 8,3%, Uni Eropa 9%, Inggris 10% dan Jerman 7,9%. Sedangkan Indonesia di juli 2022 masih 4,69%,” imbuh Airlangga.

Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2023, mengusung tema Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan. RAPBN 2023 ditujukan mendukung peningkatan produktivitas, dengan tetap mengoptimalkan fungsi shock absorber.(OL-11)

Baca Juga

Dok. Bank Muamalat

Juara Kompetisi MIKIR, Mahasiswa Ini Jadi Direktur Eksekutif Selama Sehari

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 22:15 WIB
Fathmah menerima hadiah prestisius dari Muamalat Institute yaitu bisa mendapatkan kesempatan untuk datang ke Jakarta menjadi Direktur...
Ist/DPR

Cegah Tarif Listrik Naik, DPR Pastikan Power Wheeling Tak Masuk RUU EBET

👤Media Indonesia 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 20:31 WIB
Power wheeling merupakan mekanisme yang dapat memudahkan transfer energi listrik dari pembangkit swasta ke fasilitas operasi milik negara...
MI/Andhika Prasetyo

Sulit Balik Modal, Pemerintah Dinilai Gamang Tentukan Tarif Kereta Cepat Whoosh

👤Insi Nantika Jelita 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 19:55 WIB
proyek strategis nasional itu bisa balik modal dalam kurun waktu 38 tahun setelah resmi beroperasi secara komersial dengan perhitungan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya