Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGAMAT kebijakan publik Trubus Rahadiansyah dari Universitas Trisakti mengingatkan masyarakat agar lebih selektif dan berhati-hati memilih BBM. Termasuk penggunaan Revvo 89. Meski lebih murah, BBM keluaran Vivo tersebut memiliki angka oktan lebih rendah dibandingkan Pertalite.
“Itu harus dilihat lebih jauh. Apakah keberadaan Vivo itu sudah diuji pakar sehingga dinyatakan aman,” tegas Trubus dalam keterangannya kepada media hari ini.
Peringatan Trubus disampaikan, terkait perhatian publik bahwa harga Revvo 89 dijual lebih rendah dari Pertalite. Padahal, dari sisi bilangan oktan, kedua jenis tersebut tidak bisa dibandingkan. Revvo89 memiliki RON 89, sedangkan Pertalite mempunyai angka oktan lebih tinggi dan notabene lebih berkualitas, yakni 90.
Memang, lanjut Trubus, terlepas dari angka oktan, masyarakat sekarang membutuhkan harga murah. “Dengan harga yang murah ini masyarakat akan beralih," ujar Trubus dalam keterangan pers, Senin (5/9).
Angka oktan atau Research Octane Number (RON), memang menentukan kualitas BBM. Semakin tinggi angka oktan, semakin baik pula kualitas BBM tersebut.
Baca juga: Harga Eceran Pertalite di Manokwari Capai Rp20 Ribu
Bahkan, pakar mesin bakar Institut Teknologi Bandung (ITB), Iman Kartolaksono Reksowardojo pernah mengingatkan, bahwa BBM RON rendah akan menurunkan performa/unjuk kerja (daya, efisensi), memburuknya emisi gas buang kendaraan bermotor, membuat mesin mengelitik (knocking). Iman juga pernah mengingatkan, bahwa BBM RON rendah berpotensi membuat ruang bakar berlubang.
Sementara, berdasarkan pengamatan di lapangan, produk Vivo yang lebih murah memang jenis Revvo 89, yang punya kadar oktan lebih rendah dibandingkan Pertalite. Revvo 89 dijual Rp8.900/liter, sedangkan Pertalite Rp10.000/liter.
Sedangkan untuk produk yang setara, Vivo justru lebih mahal dibandingkan BBM keluaran Pertamina. Dalam hal ini, Revvo 92 yang memiliki kadar oktan sama dengan Pertamax, yakni 92, dijual dengan harga Rp15.400/liter. Sedangkan Pertamax Rp14.500/liter.
Tidak hanya lebih murah dibandingkan produk keluaran Vivo. Untuk jenis BBM yang setara, produk Pertamina juga dijual lebih rendah dibandingkan SPBU swata lain, termasuk Shell dan BP.
Untuk BBM RON 90, BP90 bahkan dijual Rp15.320/liter. Harga tersebut tentu jauh di atas Pertalite. Sedangkan untuk BBM RON 92 juga lebih mahal dibandingkan Pertamax. Dalam hal ini, BP92 dijual Rp15.420/liter.
Untuk Shell, jenis Super dengan angka oktan 92 dijual Rp15.420/liter. Harga tersebut, juga lebih mahal dibandingkan Pertamax. (RO/OL-09)
Pakai jenis BBM yang dianjurkan menjadi salah satu saran yang dianjurkan.
‘SAMPAI kapan negara kuat bertahan menghadapi tekanan harga minyak dunia?’ merupakan sebuah pertanyaan yang selalu muncul di kalangan ekonom dan analis
PENGETATAN subsidi BBM menjadi pintu masuk komitmen pemerintah dalam mendukung net zero emisi karbon. Benarkah?
Polres Jakarta Pusat menyebut terdapat 9 titik lokasi unjuk rasa menuntut penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Jakarta Pusat yang digelar hari ini, Senin (5/9).
Pemerintah Kota Tangerang juga segera mendistribusikan bibit tanaman seperti cabai dan juga tomat untuk ditanam di lahan Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun di rumah.
Tarif itu naik sebesar Rp1.500 hingga Rp2.000. Sebelumnya untuk jarak dekat Rp3.000 dan jarak jauh atau sampai dengan tuhuan (sesuai trayek) Rp3.500.
Saat ini, para perajin masih terus memproduksi tahu, meski keuntungan mereka terus menyusut.
Harga cabai rawit merah itu setara dua kilogram daging ayam, yang harganya saat ini sebesar Rp38 ribu per kilogram.
Dalam kurun dua hari terakhir harga cabai rawit merah naik cukup signifikan
Imbas kenaikan harga komoditas hortikultura membuat pendapatan pedagang turun
Di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Rabu (21/2), sejumlah kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan di antaranya cabai, tomat, kentang dan telur ayam.
Telur yang kondisinya layak jual kini dihargai Rp33 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogram
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved