Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Proyek Bendungan Tiu Suntuk Telan Rp1,2 Triliun, PUPR: Selesai 2023

Insi Nantika Jelita
26/8/2022 17:23
Proyek Bendungan Tiu Suntuk Telan Rp1,2 Triliun, PUPR: Selesai 2023
Potret pembangunan proyek bendungan.(Antara)

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tengah menyelesaikan Bendungan Tiu Suntuk, yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pembangunan bendungan tersebut dilakukan sejak Februari 2020 dengan biaya sebesar Rp1,2 triliun. Kementerian PUPR menargetkan proyek tersebut rampung pada Desember 2023.

“Kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani bisa bertanam 2-3 kali,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya, Jumat (26/8).

Baca juga: PUPR: Sembilan Bendungan Ditargetkan Rampung pada Tahun Ini

Adapun Bendungan Tiu Suntuk merupakan salah satu dari enam bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB. Selain itu, terdapat lima bendungan lain, yakni Bendungan Tanju, Bendungan Mila, Bendungan Meninting, Bendungan Bintang Bano dan Bendungan Beringin Sila.

Dengan kapasitas tampungan 55,90 juta m3 dan luas genangan 312,09 hektare (ha), Bendungan Tiu Suntuk dapat menyuplai air baku sebesar 68 liter/detik. Serta, menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 ha (Existing 1.370 ha dan Exstensifikasi 530 ha) yang mencakup wilayah Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene.

Baca juga: Basarnas Ukur Potensi Bahaya Kawasan Bendungan Tapin

Kedua kecamatan tersebut dinilai memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Namun, sebagian besar lahannya sudah mengalami penurunan kinerja, karena kekurangan suplai air.

Bendungan tersebut juga memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 MW. Lalu, mereduksi banjir sebesar 390 m3/detik, khususnya di Kecamatan Taliwang, yang merupakan daerah rawan banjir. Serta, bisa dijadikan tempat konservasi, pariwisata dan perikanan darat.

Adapun pembangunan dilakukan dalam dua paket. Rinciannya, Paket I dilaksanakan oleh PT Nindya Karya dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO), sedangkan Paket II oleh PT PP-Marfri (KSO).(OL-11)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya