Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Sri Mulyani: Inflasi Indonesia Relatif Moderat

M. Ilham Ramadhan Avisena
01/8/2022 17:45
Sri Mulyani: Inflasi Indonesia Relatif Moderat
Menteri Keuangan Sri Mulyani(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, tingkat inflasi sebesar 4,94% (yoy) masih berada di posisi yang terkendali. Pasalnya, bila dibandingkan dengan negara yang setingkat (peers), kondisi Indonesia relatif jauh lebih baik.

"Dibandingkan dengan peers atau negara-negara yang se level Indonesia seperti Thailand yang telah mengalami inflasi 7,7%, India inflasinya 7%, dan Filipina di 6,1%, maka inflasi Indonesia yang 4,94% yoy masih relatif moderat," ujarnya dalam konferensi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (1/8).

Sri Mulyani menyampaikan, kenaikan inflasi di dalam negeri didorong dari sisi penawaran akibat kenaikan harga-harga komoditas dunia dan gangguan pasokan di dalam negeri.

Tingkat inflasi Juli 2022 tersebut tercatat lebih tinggi dari posisi Mei 2022 yang berada di level 4,35% (yoy). Bahkan, kondisi inflasi tersebut jauh lebih tinggi dibanding triwulan I 2022 yang berada di level 2,64% (yoy).

Sri Mulyani menyampaikan, pemerintah bersama dengan Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dan koordinasi. Upaya pengendalian juga dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah.

Baca juga: Viral Bansos Ditimbun, Menko PMK Akui Adanya Beras yang Rusak Karena Hujan

Lebih lanjut, kendati tingkat inflasi umum melejit, inflasi inti yang menggambarkan kemampuan daya beli masyarakat masih berada dalam posisi yang stabil dan terkendali. "Inflasi inti tetap terjaga pada tingkat 2,86% yoy. Hal ini didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga ekspektasi inflasi Indonesia," jelas Sri Mulyani.

Dia juga menyampaikan, upaya pemerintah untuk meredam inflasi komponen administered price (harga yang diatur pemerintah) dinilai berhasil. Sebab, tingginya harga energi di tingkat dunia tidak tertransmisikan ke tingkat masyarakat.

"Ini merupakan hasil dari kebijakan pemerintah untuk mempertahankan harga jual energi di domestik melalui kenaikan subsidi listrik, BBM, dan elpiji yang dialokasikan oleh anggaran pendapatan belanja negara (APBN)," jelas Sri Mulyani.

Diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Juli 2022 berada di level 4,94% (yoy). Tingkat inflasi itu sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015. Saat itu inflasi tahunan mencapai 6,25% (yoy). (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya