Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
DIREKTUR Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldi menyampaikan bahwa Central Bank Digital Currency (CBDC) akan dihadirkan untuk menambah jenis transaksi keuangan.
Kehadiran mata uang digital tersebut bukan untuk menghilangkan ragam transaksi keuangan yang ada. "Ini bukan menghilangkan, atau menggantikan, tapi menambah (jenis transaksi) yang sudah ada," ujarnya, Selasa (12/7).
Mekanisme mengenai penerbitan, pendistribusian, hingga penggunaan CBDC saat ini masih ditelaah. Ryan mengungkapkan hal tersebut juga dilakukan oleh seluruh bank sentral di dunia.
Baca juga: BI: CBDC Harus Perkuat Stabilitas Ekonomi dan Moneter
Dalam forum G20, tiap negara bank sentral anggota memiliki fokus yang sama, yakni mencari cara agar kehadiran CBDC tidak bertentangan dengan fungsi bank sentral. Penerbitan CBDC juga bakal diupayakan tidak mengganggu stabilitas ekonomi, moneter, maupun keuangan tiap negara.
Sementara ini, BI berencana mengeluarkan white paper mengenai CBDC di akhir 2022. Setelah itu, dirilis dan mendapatkan respons, kemudian BI akan mengeluarkan consultative paper.
Baca juga: Presidensi G20, Menkeu: Harus Ada Kesepakatan untuk Hadapi Tantangan Global
"Baru setelahnya kita lakukan uji coba. Ini masih jauh. Bahkan untuk uji coba, biasanya memakan waktu," imbuh Ryan.
BI bersama dengan Bank of International Settlements (BIS) Innovation Hub menggelar ajang Techsprint Initiative 2022. Gelaran itu diikuti oleh 100 finalis dari 15 negara, yang merupakan korporasi global sampai perusahaan teknologi keuangan.
Kompetisi internasional ini menjadi ajang untuk mengembangkan solusi mutakhir berbasis teknologi berkesinambungan. Untuk menambah wawasan eksperimen, para finalis dilibatkan dalam CBDC masterclass yang Diselenggarakan oleh BIS Innovation Hub.(OL-11)
Bank Indonesia (BI) berupaya menstabilkan rupiah pasca aksi demonstrasi beberapa hari lalu.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Berlangsung selama tiga hari, Kamis-Minggu (21-24/8), transaksi berhasil menembus pasar Internasional. Total transaksi mencapai Rp1,4 miliar.
Karena SRBI yang beredar berkurang, otomatis dana di pasar uang dan perbankan menjadi lebih banyak tersedia atau longgar.
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan permohonan maaf sekaligus berkomitmen untuk melakukan evaluasi kebijakan setelah kediamannya dijarah masa, pada Minggu (31/8).
Terdapat ratusan kebijakan daerah yang semestinya dievaluasi karena tidak sesuai dengan prinsip pelayanan publik yang baik.
PENGAMAT politik dari Citra Institute Efriza, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang meminta kritik sarat makna simbolik.
pentingnya penerapan standar mutu untuk menjamin kualitas rekomendasi kebijakan.
Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan strategis nasional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
BADAN Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan pembekalan strategis kepada Bupati Indramayu Lucky Hakim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved