Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Raksasa Energi Prancis Desak Gerakan Pengurangan Konsumsi Nasional

Mediaindonesia.com
27/6/2022 12:15
Raksasa Energi Prancis Desak Gerakan Pengurangan Konsumsi Nasional
Logo perusahaan energi Prancis TotalEnergies.(AFP/Astrid Vellguth.)

RAKYAT Prancis harus mulai mengurangi penggunaan energi mereka segera. Bos tiga perusahaan energi besar Prancis mendesak itu pada Minggu (26/6). Mereka memperingatkan ketegangan sosial saat musim dingin mendatang kecuali cadangan energinya kembali terpenuhi.

"Upaya ini harus segera, kolektif, dan besar-besaran," tulis Patrick Pouyanne dari TotalEnergies, Jean-Bernard Levy dari EDF, dan Catherine MacGregor dari ENGIE dalam artikel opini di mingguan JDD. Seruan itu muncul setelah pemerintah Prancis mengatakan minggu ini bahwa pihaknya bertujuan memiliki cadangan gas alamnya pada kapasitas penuh pada musim gugur. 

Itu dilakukan karena negara-negara Eropa bersiap untuk pengurangan pasokan dari pemasok utama Rusia dengan perang Ukraina yang berlarut-larut dan akan membangun terminal terapung untuk menerima lebih banyak pasokan gas dengan kapal. Tiga bos energi mengatakan dalam artikel bahwa produksi energi Eropa lebih lanjut terhambat oleh produksi listrik dari tenaga air yang mengalami kekeringan.

"Lonjakan harga energi akibat kesulitan ini mengancam tatanan sosial dan politik kita dan berdampak terlalu parah pada daya beli keluarga," kata mereka. "Energi terbaik ialah yang tidak kita gunakan."

Mereka mengatakan, "Setiap konsumen dan setiap perusahaan harus mengubah kebiasaan mereka dan segera membatasi konsumsi energi mereka, baik itu produk listrik, gas, atau minyak." Mengisi kembali cadangan gas alam selama musim panas menjadi prioritas, termasuk menghilangkan pemborosan nasional pada energi.

Baca juga: Biaya Produksi Minyak Mawar Bulgaria untuk Parfum Naik 40%

Prancis kurang bergantung daripada tetangganya Jerman pada pengiriman gas Rusia. Ini karena negara itu mencakup hampir 70% kebutuhan listriknya dari energi nuklir.

Namun menurut Badan Energi Internasional (IEA), Prancis perlu mempercepat penerapan teknologi energi rendah karbon dan solusi efisiensi energi jika ingin mencapai target energi dan iklimnya. Prancis terutama membutuhkan, "Kebijakan yang lebih berkelanjutan dan konsisten," untuk mengembangkan alternatif bahan bakar fosil, seperti energi angin dan matahari, kata IEA. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya