Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Capital Inflow Naik,Kepercayaan Investor ke Indonesia Kembali Menguat

Mediaindonesia.com
05/6/2022 20:05
Capital Inflow Naik,Kepercayaan Investor ke Indonesia Kembali Menguat
Pengunjung memperhatikan harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia(Antara/Muhammad Adimaja)

Kepercayaan investor pada kondisi perekonomian Indonesia dinilai telah kembali dan menguat. Ini ditunjukkan oleh arus modal asing yang masuk ke Tanah Air (capital inflow) baik di pasar Surat Berharga Negara (SBN) maupun saham pada periode 30 Mei-2 Juni 2022.

"Sentimen terhadap kondisi perekonomian Indonesia sudah lebih baik sehingga mendorong terjadinya inflow," kata ekonom Makroekonomi dan Keuangan dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Teuku Riefky saat dihubungi, Minggu (5/6).

Merujuk laporan Bank Indonesia, arus modal asing masuk ke Indonesia pada periode 30 Mei-2 Juni 2022 tercatat sebesar Rp10,37 triliun. Capital inflow itu masuk melalui pasar SBN senilai Rp5,94 triliun dan melalui pasar saham sebesar Rp4,43 triliun.

Catatan arus modal asing pada periode tersebut jauh lebih tinggi ketimbang pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp3,22 triliun. Rp2,37 triliun diantaranya masuk melalui pasar SBN dan Rp0,24 triliun sisanya melalui pasar saham.

Dengan begitu, pada tahun berjalan (year to date) aliran modal asing masuk ke Indonesia telah mencapai Rp158,45 triliun. Itu berasal dari pasar SBN senilai Rp94,32 triliun dan pasar saham sebesar Rp64,13 triliun.

Riefky mengatakan, peningkatan capital inflow ke Indonesia juga besar dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah dan pihak terkait mengendalikan inflasi. Sebab, hal yang sempat dikhawatirkan mendorong capital outflow ialah lonjakan inflasi umum maupun inflasi inti.

Namun dari data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui bahwa tingkat inflasi di Indonesia relatif lebih rendah dan terkendali dibanding negara lain. "Sebelumnya banyak dikhawatirkan tekanan inflasi akan mengganggu pemulihan ekonomi," imbuh Riefky.

"Tapi dengan intervensi yang dilakukan pemerintah melalui penambahan subisidi dan kompensasi, itu bisa menekan inflasi domestik," sambungnya.

Ke depan, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga ialah kecenderungan inflasi yang meningkat. Indonesia mesti bisa mendorong momentum pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung.

"Jadi jangan sampai inflasi ini naik terlalu tinggi dan mengganggu pemulihan ekonomi. Kalau bisa inflasi ini di-delay hingga akhir tahun, atau kalau pun naik, diupayakan terjadi secara gradual," kata Riefky.

Membaiknya catatan capital inflow itu juga bakal berpengaruh pada penguatan nilai tukar rupiah. Pada perdagangan Jumat (3/6) misalnya, rupiah ditutup menguat 47 poin menjadi Rp 14.432 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.480 per dolar Amerika Serikat.

"Untuk perdagangan Senin (6/6) depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.410 - Rp14.460," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi melalui keterangannya. (Mir/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik