Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BANK Indonesia (BI) melakukan suatu penilaian dari pembacaan terkini pertumbuhan ekonomi global. Terutama, sebagai dampak dari gangguan mata rantai pasokan global, yang terjadi seiring perkembangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Konflik antara kedua negara mengakibatkan gangguan mata rantai terus berlanjut dan juga mereka. Hal itu mengakibatkan berkurangnya volume perdagangan dunia, sebagai salah satu kontribusi di dalam perekonomian global.
Ketegangan geopolitik juga berdampak pada pelemahan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Seperti, Eropa yang paling terdampak langsung karena kedekatan transaksi, maupun juga geografis dari Eropa dengan Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Mengendalikan Inflasi, BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan
Namun, ada juga rambatan dari penurunan volume perdagangan dan pertumbuhan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat (AS), India dan Jepang. Ditambah, penurunannya pertumbuhan ekonomi Tiongkok karena lonjakan kasus covid-19.
"Secara keseluruhan, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi global yang semula bisa mencapai 3,5% pada 2022, ada risiko penurunan menjadi 3,4% pada 2022," ungkaps Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa (24/5).
Untuk 2023, BI masih memperkirakan ekonomi global bisa tetap 3,4%. Demikian juga dampak terhadap kenaikan harga dan inflasi secara nasional.
Baca juga: Presiden: Menahan Harga BBM itu Berat
Sedangkan untuk percepatan dari normalisasi dari kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed), BI memperkirakan kenaikannya mencapai 250 bps sepanjang 2202. Sehingga, Fed Fund Rate secara keseluruhan pada akhir tahun ini bisa mencapai 2,75%.
Pada 2023, BI memperkirakan Fed Fund Rate naik sebanyak dua kali. Lalu pada akhir 2023, suku bunga The Fed akan mencapai 3,25%. Hal itu akan mendorong kenaikan surat utang negara AS atau US Treasury lebih tinggi.
Tentunya, kebijakan The Fed akan berdampak pada kenaikan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) di dalam negeri. Pada 2022, yield UST untuk tenor 10 tahun bisa mencapai 3,45%, tidak jauh berbeda dengan perkiraan BI sebelumnya, yakni kenaikannya bisa menjadi 3–3,25%.(OL-11)
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved