MENTERI Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pada tahun 2022 ini, pemerintah akan menghentikan ekspor bauksit dan timah.
Hal ini merupakan upaya untuk mewujudkan transformasi ekonomi melalui hilirisasi berbasis sumber daya alam dan juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun industri hilirsasi dan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
"(Ekspor) nikel itu kan sudah kita setop, bauksit sebentar lagi akan kita setop. Di 2022 ini akan kita setop ekspor bauksit dan juga ekspor timah," ungkapnya dalam acara Road to G20: Investment Forum 2022 "Mendorong Percepatan Investasi Berkelaniutan dan Inklusif" secara virtual, Rabu (18/5).
Menurut Bahlil, ekspor nikel Indonesia selama ini hanya menghasilkan US$2 miliar, sementara pada tahun 2022 ini dikatakan ekspor hilirisasi nikel yakni stainless steel itu sudah mencapai US$20 miliar.
"Bahkan, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tidak lebih dari US$2 miliar imbas dari pelarangan ekspor nikel. Saya optimistis pada tahun 2022 ini akan terjadi surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok yang berkontribusi dari hilirisasi nikel," tegas Bahlil.
Baca juga: Presiden: Tahun Ini Setop Ekspor Bauksit, Tahun Depan Tembaga
Bahlil menekankan bahwa nikel akan menjadi komoditas unggulan dunia untuk membangun baterai mobil. Saat ini dua perusahaan besar penghasil baterai mobil listrik dari Tiongkok yakni CATL dan LG dari Korea Selatan dikatakan sudah menandatangani kontrak dengan Indonesia untuk membangun pabrik baterai mobil di Batang, Jawa Tengah.
Selain itu, perusahaan asal Jerman yakni VW dan BASF juga dikatakan akan berinvestasi ke Indonesia dalam waktu dekat, disusul beberapa perusahaan lain dari Amerika.
"Kita sedang poles bagaimana Elon Musk Tesla bisa masuk ke Indonesia. Selain itu, Foxconn juga akan masuk ke Indonesia dalam 3 hal yaitu mobil, ekosistem baterai dan chip untuk telekomunikasi itu akan dilakukan di Batang," tuturnya.
Dalam penandatanganan kerja sama dengan berbagai perusahaan di atas, Bahlil memastikan terkait dengan urusan tenaga kerja harus memakai tenaga kerja dari dalam negeri.
Untuk itu, Solo Techno Park akan menjadi tempat pembinaan bagi para tenaga kerja dari dalam negeri, di bantu dengan tenaga ahli di masing-masing perusahaan.
"Dengan begini, UMKM kita juga tentu akan berkembang. Ini kita ingin ivestasi masuk tapi berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan UMKM agar tumbuh dan hidup bersama," pungkas Bahlil. (A-2)