Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KISAH para pengusaha yang melalui jalan berliku sebelum akhirnya mendapatkan kesuksesan selalu menjadi inspirasi tersendiri. Seperti kata pepatah, kerja keras dan usaha tak pernah mengkhianati hasil, hal tersebut juga berlaku untuk Vinvin Alvionica.
Pemilik lini bisnis fesyen muslim Alunicorn asal Bandung tersebut sukses memetik hasil kerja kerasnya. Kini, ia mampu meraih pendapatan hingga Rp1 Miliar per bulan.
Sebelum meraih kesuksesannya itu, Vinvin pun harus melewati perjuangan panjang. Pada 2015, Vinvin tercatat sebagai salah seorang bidan di salah satu Rumah sakit di Bandung.
Agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, pada 2017 ia kemudian memutuskan untuk merintis usaha hijab. Hal itu bukannya tanpa sebab. Kendati tercatat sebagai lulusan Bidan dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Jatinangor, dirinya memiliki passion yang sangat besar di dunia fesyen.
“Saya memulainya dari nol. Jadi, awalnya tidak langsung membuat brand saat itu. Usaha kecil-kecilan dulu, jual sama teman di tempat kerja," kenang Vinvin.
Vinvin kemudian mencoba memasarkan produknya melalui akun media sosial Instagram (instagram.com/alunicorn_id), Tiktok (@alunicorn_id) hingga akhirnya memiliki website sendiri yakni alunicorn.id.
Sebelumnya, ia melakukan promosi lewat media sosial, sembari bekerja di Rumah Sakit. Semua kegiatan promosi dan distribusi pun ia kerjakan sendiri. Mulai dari membeli bahan baku, memasarkan produk, membalas chat pembeli, pengemasan hingga mengirimkan paket ke kurir.
Vinvin kemudian menambah satu orang karyawan sebagai admin dan packing barang.
“Karena kondisi keuangan yang belum stabil ditambah harus menggaji karyawan, itu adalah tantangan pertama yang tidak mudah,” tuturnya.
Di masa-masa awal tersebut, Vinvin juga harus bersiasat lantaran berbagai keterbatasan. Dirinya terpaksa harus menggunakan jasa penjahit di pinggir jalan, lantaran ia tak memiliki kenalan penjahit atau konveksi.
Perjuangan jatuh bangun ia rasakan. Namun, Vinvin enggan menyerah begitu saja.
Baca juga : UMKM Lebih Berdaya dengan Peningkatan Kompetensi Digital
“Pernah suatu ketika saya mengendarai sepeda motor membawa barang pesanan untuk dikirim sambil menahan kantuk. Tanpa sengaja, Saya tertidur di atas motor, hingga akhirnya barang pesanan tersebut jatuh berhamburan ke jalan. Saya pun harus memunguti satu per satu,” cerita dia.
Pada 2018 Vinvin memutuskan untuk mundur dari tempat kerjanya dan memilih fokus terhadap pengembangan bisnis.
Keputusannya untuk mengikuti kata hati dengan menekuni bisnis feseyn bukanlah perkara mudah. Keluarga sangat menentang jalan yang diambilnya. Namun, tekadnya sudah bulat.
Dirinya merasa bahwa bisnisnya mempunyai prospek yang baik dan harus dikembangkan. Maka, berbekal modal yang dikumpulkan sendiri selama menjadi karyawan di klinik, Vinvin mulai membangun brand Alunicorn yang ada di Bandung. Perlahan namun pasti, jerih payahnya membuahkan hasil.
Dari semula ia mendapatkan keuntungan Rp1 Juta dengan menjual hijab ke teman sekantor, kini omzet miliaran rupiah masuk ke kantongnya. Dari semula hanya mengirim 1 hingga 10 barang per hari, kini mencapai angka ratusan bahkan ribuan.
Pangsa penjualan produk Alunicorn pun tidak hanya terbatas di dalam negeri. Ia sudah mengirim produk ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, Korea dan lainnya. Kunci keberhasilan dari usaha Vinvin, adalah ketekunan dan komitmen terhadap apa yang dikerjakan.
Baginya, dua hal itu wajib dimiliki seorang pengusaha, termasuk media promosi dalam membangun bisnis.
Kemudian, semua produk yang ditawarkan diproduksi sendiri.
Mulai dari penentuan desain, memilih material, fitting sampel, sampai menjadi satu produk yang akan dijual, semua dilakukan langsung oleh Vinvin. Tak heran produknya pun banyak dicintai para konsumen loyal karena selain promosi yang digunakan dalam membangun bisnis, ia juga menjaga kualitas bahan dan selalu bisa memberikan ciri khas yang selalu berbeda dari yang lain.
"Karena namanya bisnis, itu banyak tantangannya. Tidak bisa instan, semua butuh proses apalagi di Fesyen. Kita harus tahu produk apa yang mau kita jual, sasaran marketnya bagaimana dan bagaimana menciptakan produk ngangenin yang dapat diterima di masyarakat,“ ungkap Vinvin. Hebatnya lagi, ia kini menggandeng beberapa artis dan influencer untuk memasarkan produk Alunicorn. Antara lain, Melody Prima, Yulita, Fatmasarizar dan Liza Rosalita.
Kini, Alunicorn sudah dapat dipesan di seluruh indonesia hingga luar negri setiap hari selama 24 jam. Selain media sosial, produk Alunicorn juga dapat ditemukan di marketplace Shopee, Tokopedia (tokopedia.link/alunicornid ) dan masih banyak lagi. (RO/OL-7)
CASING HP kini bukan hanya sekadar pelindung, tetapi juga menjadi bagian dari gaya dan identitas seseorang. Kimberly Ryder pilih casing HP yang stylish dan fungsional
Casing produk kolaborasi bertajuk Reinventing Forms of The Future yang menyatukan desain cyber-mechanical dari Machine56 dengan pendekatan fashion-tech asal Singapura, Skinarma.
Melalui partisipasi strategis ini, Apex Tactix tidak hanya menampilkan koleksi terbaru juga memperkuat hubungan dengan komunitas dan konsumen loyal.
Koleksi perdana Seamilier yang diperkenalkan di ajang KKI terinspirasi dari keunikan pesisir Belitung dan sejarah kapal karam legendaris yang tenggelam di perairan Batu Itam.
Taqeeya merupakan pionir busana muslimah premium dengan dedikasinya selama 18 tahun serta meraih predikat The Best Abaya Brand pada ajang Istanbul Halal Expo 2024.
Koleksi batik ramah ibu menyusui ditampilkan di panggung peragaan busana JF3 Fashion Festival di di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading
Pandi berkomitmen membangun ekosistem digital Indonesia yang sehat, aman, dan berdaya saing global.
Fokusnya bukan hanya menjual produk, tetapi membangun pengalaman tidur sehat melalui bahan bebas logam berat, desain ergonomis, dan inovasi berkelanjutan.
Identitas mesin kini menjadi bagian integral dalam ekosistem digital Indonesia—dari aplikasi perbankan, sistem pemerintahan, hingga layanan e-commerce.
Menurutnya, ada lima hal yang ditekankan bagi peserta yakni multimedia dan broadcasting, mikrotik, psikologi pendidikan, teknologi artificial intelligence (AI), dan jurnalistik.
PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) atau Sspace terus merealisasikan ekspansi bisnis ke segmen event and exhibition. Itu dilakukan melalui tranformasi Sspace Musik dari TV Kereta ke ruang publik.
Ketua IBLAM School of Law, Prof Angkasa menegaskan bahwa pendidikan hukum tidak bisa stagnan di tengah era yang bergerak cepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved