Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

UMKM Lebih Berdaya dengan Peningkatan Kompetensi Digital

Gana Buana 
17/4/2022 16:19
UMKM Lebih Berdaya dengan Peningkatan Kompetensi Digital
Ilustrasi(ANTARA)

PENINGKATAN kompetensi digital membuat banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertahan di tengah pandemi. Bahkan, tak ssdikit dari mereka justru mengalami pertumbuhan omzet dari penjualan digital.

Hal ini dialami oleh salah satu produsen minuman herbal di Bantul, Yogyakarta, ‘CV Dewi Makmur’. Usaha yang dilakoni oleh perempuan asli Yogyakarta ini, Dewi Utari, sempat mengalami kesulitan di tengah pandemi. Sebab, saat itu banyak supermarket tempat produk minuman herbal tersebut dipasarkan tutup. 

Baca juga: Per Februari 2022, Penyaluran BNI Griya Tumbuh di Atas 8%  

"Pada awal pandemi pemasaran produk-produknya memang sempat terganggu lantaran toko-toko dan supermarket yang menjual produknya banyak yang tutup,” ungkap CEO CV Dewi Makmur, Dewi Utari secara virtual belum lama ini.

Menurut dia, kondisi tersebut hampir membuatnya menyerah. Namun, semangatnya kembali terpacu dan mendorong pemasaran produknya secara digital. 

Perempuan yang akrab disapa Dian ini juga banyak mengikuti pelatihan digital marketing difasilitasi oleh Yayasan Dana Bakti Astra (YDBA). Ia pun semakin serius menggarap pemasaran online, dengan memanfaatkan berbagai kanal sosmed serta marketplace yang ada.

“Saya sampai merekrut tiga orang pegawai khusus unti tim digital marketing. Merekalah yang gencar memasarkan secara online. Saya sudah tidak mampu mengikuti cara-cara pemasaran online. Setiap minggu, tim ini membuat perencanaan pemasaran online, memanfaatkan sosmed, marketplaces hingga membuat video-video Tik Tok,” kata Dian.

Tidak hanya itu, Dian yang cerdik turut menggandeng pelaku UMKM lain yang terpaksa menghentikan usahanya lantaran pandemi. Mereka diajak bergabung menjadi reseller untuk memasarkan produk-produk buatannya. Di antaranya wedang uwuh, teh herbal dan aneka minuman herbal lainnya.

Berkat strategi ini, penjualan produk herbal miliknya mulai pulih. Bahkan, sekarang dia merasakan jauh lebih beruntung ketimbang sebelum pandemi. Dengan pemasaran online, otomatis penjualannya langsung ke konsumen.

“Dari pandemi ini Alhamdulillah, omzet justru meroket dengan pertumbuhan omzet mencapai lebih dari 30%,” tambah dia.

Menurut Dian, melalui pemasaran digital dirinya lebih mudah mendapatkan feedback atau masukan-masukan terkait produknya. Hal ini tentu berbeda ketika Dian masih mengandalkan pemasaran offline dengan menggandeng toko-toko oleh-oleh dan supermarket.

”Dulu saya tidak tahu pembeli saya itu siapa. Jadi saya tidak bisa berkomunikasi dengan konsumen. Karena itu, saya juga kesulitan untuk memastikan apakah produk-produk buatan saya ini layak ataukah masih perlu perbaikan,” lanjutnya.

Selain pemasaran online, Dian mengaku penjualan produknya juga makin lancar karena sudah lolos uji dari BPOM. Sertifikat dari BPOM ini, membuat produknya makin dipercaya oleh pasar atau konsumen. Dirinya juga berani mengklaim di kemasan, produk-produknya memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh pemakainya dan sangat aman dikonsumsi.

“Saya bahkan sudah mengantongi serifikat yang memungkinkan kami untuk menjual ke pasar ekspor,” lanjutnya.

Ketua Yayasan Dana Bakti Astra (YDBA), Sigit Kumala, mengatakan CV Dewi Makmur menjadi salah satu pelaku UMKM binaan, dari 400-an pelaku UMKM di DIY. Dari jumlah itu, yang aktif sebanyak 140 UMKM dan 28 di antaranya sudah berstatus UMKM Mandiri.

“Secara nasional, kami mendampingi 12 ribuan pelaku UMKM dari berbagai sektor usaha,” kata Sigit.

Tidak sedikit yang terganggu usahanya lantaran pandemi. Terutama UMKM sektor manufaktur, kerajinan dan lain sebagainya. Sejak pandemi yang masih bisa jalan dan bahkan berkembang adalah UMKM bidang kuliner dan farmasi atau obat-obatan. 

“Sekarang kami baru berupaya mensinergikan sesama UMKM agar bisa saling bekerja sama. Misalnya, UMKM non manufaktur, kalau mau pesan mesin atau peralatan produksi, bisa pesan ke UMKM manufaktur. Jadi ke depan kita bisa mengurangi ketergantungan dari manca negara,” tandas dia. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya