Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (11/4) ditutup terkoreksi 7,04 poin (-0,1%) di 7.203,79. Tepatnya, setelah sempat menyentuh level tertingginya atau all time high di 7.355,3 (+2,01%).
Salah satu yang mendorong level tertinggi ialah pergerakan GoTo. Hadirnya GoTo dengan kapitalisasi pasar Rp453,43 triliun, membuatnya menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar nomor empat pada pasar modal Indonesia.
Posisi GoTo hampir menyusul PT Telkom Indonesia (TLKM) di Rp454,7 triliun. Akibatnya, apapun pergerakan saham GoTo akan mempengaruhi IHSG. Sayangnya, dalam kinerja hari pertamanya, GoTo tidak sekuat itu untuk memompa IHSG.
Baca juga: GoTo Resmi Menjadi Perusahaan Tercatat di BEI
Volatilitas besar saham GoTo terlihat ketika menyentuh sekilas level 416 (23,07%). Lalu, sempat turun 9% dari penawaran harga mereka di level 338 per saham. Kemudian, gerak saham GoTo stagnan penguatan di level 382 atau naik 13,02% dari harga IPO. Hal ini juga menekan pergerakan IHSG.
CEO Emtrade Ellen May menilai dalam beberapa hari, IHSG juga akan terlihat bergerak fluktuatif. Itu bukan karena volatilitas sejumlah saham big caps, seperti perbankan.
"Melainkan lebih diakibatkan oleh pergerakan saham GoTo, yang masih dalam proses pembentukan harga," jelas Ellen dalam wawancara secara virtual, Senin (11/4).
Pihaknya menekankan bahwa kasus gerak saham GoTo tidak bisa disamakan dengan Bukalapak. Respons dari para investor dinilai sangat bervariasi, yaitu fokus pada new economy dan old economy. "Ke depan ini belum tentu akan sama seperti BUKA," imbuh Ellen.
Baca juga: Penjualan Kendaraan Maret Ini Tertinggi dalam Dua Tahun Terakhir
Alasannya, business model GoTo lebih lengkap. Tidak hanya ride hailing, namun juga e-commerce dan finansial. Sedangkan pada Bukalapak, hanya market place saja. Lalu, secara pendanaan GoTo masih lebih kuat. Pun, pangsa pasar GoTo jauh lebih besar.
Secara valuasi, GoTo termasuk tinggi atau mahal. Akan tetapi, masih lebih baik dari Bukalapak. Sebab, prospek pertumbuhan GoTo masih besar. Dalam jangka pendek, saham ini masih akan sangat volatile.
Ellen pun menyarankan investor yang telah memiliki saham GoTo, lebih berhati-hati dalam hal mengatur pembelian. Sebaiknya, pembelian tidak dalam jumlah besar, namun melakukan tes terlebih dahulu.(OL-11)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Konflik Iran-Israel berpotensi membawa dampak langsung ke pasar keuangan global, termasuk ke pasar saham Indonesia. Kemarin IHSG terkoreksi 1,74%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Merujuk data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek SMIL pada Mei, investor pemegang saham SMIL naik hingga 3.217 menjadi 9.027 investor dari bulan sebelumnya hanya 5.810 investor.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 16 Juni 2025, dibuka menguat 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.176,68.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per Mei 2025, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, yakni 7.001.268 SID.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved