Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hari Pertama GoTo Melantai di Bursa, Laju IHSG Tertekan

Fetry Wuryasti
11/4/2022 18:21
Hari Pertama GoTo Melantai di Bursa, Laju IHSG Tertekan
Petugas membersihkan area di depan layar pergerakan IHSG di gedung BEI, Jakarta.(MI/Andri Widiyanto)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (11/4) ditutup terkoreksi 7,04 poin (-0,1%) di 7.203,79. Tepatnya, setelah sempat menyentuh level tertingginya atau all time high di 7.355,3 (+2,01%).

Salah satu yang mendorong level tertinggi ialah pergerakan GoTo. Hadirnya GoTo dengan kapitalisasi pasar Rp453,43 triliun, membuatnya menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar nomor empat pada pasar modal Indonesia.

Posisi GoTo hampir menyusul PT Telkom Indonesia (TLKM) di Rp454,7 triliun. Akibatnya, apapun pergerakan saham GoTo akan mempengaruhi IHSG. Sayangnya, dalam kinerja hari pertamanya, GoTo tidak sekuat itu untuk memompa IHSG.

Baca juga: GoTo Resmi Menjadi Perusahaan Tercatat di BEI

Volatilitas besar saham GoTo terlihat ketika menyentuh sekilas level 416 (23,07%). Lalu, sempat turun 9% dari penawaran harga mereka di level 338 per saham. Kemudian, gerak saham GoTo stagnan penguatan di level 382 atau naik 13,02% dari harga IPO. Hal ini juga menekan pergerakan IHSG.

CEO Emtrade Ellen May menilai dalam beberapa hari, IHSG juga akan terlihat bergerak fluktuatif. Itu bukan karena volatilitas sejumlah saham big caps, seperti perbankan.

"Melainkan lebih diakibatkan oleh pergerakan saham GoTo, yang masih dalam proses pembentukan harga," jelas Ellen dalam wawancara secara virtual, Senin (11/4).

Pihaknya menekankan bahwa kasus gerak saham GoTo tidak bisa disamakan dengan Bukalapak. Respons dari para investor dinilai sangat bervariasi, yaitu fokus pada new economy dan old economy. "Ke depan ini belum tentu akan sama seperti BUKA," imbuh Ellen.

Baca juga: Penjualan Kendaraan Maret Ini Tertinggi dalam Dua Tahun Terakhir

Alasannya, business model GoTo lebih lengkap. Tidak hanya ride hailing, namun juga e-commerce dan finansial. Sedangkan pada Bukalapak, hanya market place saja. Lalu, secara pendanaan GoTo masih lebih kuat. Pun, pangsa pasar GoTo jauh lebih besar.

Secara valuasi, GoTo termasuk tinggi atau mahal. Akan tetapi, masih lebih baik dari Bukalapak. Sebab, prospek pertumbuhan GoTo masih besar. Dalam jangka pendek, saham ini masih akan sangat volatile.

Ellen pun menyarankan investor yang telah memiliki saham GoTo, lebih berhati-hati dalam hal mengatur pembelian. Sebaiknya, pembelian tidak dalam jumlah besar, namun melakukan tes terlebih dahulu.(OL-11)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya