Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
JUMLAH perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 777 Perusahaan Tercatat saham dari total 888 Perusahaan Tercatat. Itu mencakup saham, obligasi, sukuk dan efek beragun aset.
Pencapaian tersebut menjadi hal yang menggembirakan bagi BEI, di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 yang masih berlangsung.
"Dengan penambahan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI, mengindikasikan kepercayaan pelaku bisnis kepada pasar modal Indonesia, senantiasa terjaga dengan baik," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Jumat (11/3).
Baca juga: Inilah Jurus Meraup Cuan Melalui Beragam Investasi di Tahun 2022
Pada 2021, BEI juga telah memperoleh capaian yang menggembirakan. Diketahui, BEI menjadi bursa efek dengan pencapaian jumlah perusahaan tercatat saham tertinggi dalam lima tahun terakhir di antara bursa ASEAN.
"Keberhasilan ini merupakan upaya seluruh stakeholders pasar modal yang disupervisi OJK. Untuk terus berupaya menjadikan pasar modal Indonesia lebih inklusif," jelas Nyoman.
"Upayanya dengan memberikan kemudahan untuk semua tingkatan perusahaan. Diwujudkan dengan penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham," imbuhnya.
Baca juga: Presiden: Tahun Ini Setop Ekspor Bauksit, Tahun Depan Tembaga
Sejak awal 2022, ada 11 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI, dengan total dana yang dihimpun Rp3,13 triliun. Lalu, masih ada 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Rinciannya, 1 perusahaan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar, 12 perusahaan aset skala menengah sekitar Rp50-250 miliar dan 10 perusahaan aset skala besar di atas Rp250 miliar.
Hingga 10 Maret 2022, terdapat 22 emisi baru Efek Bersifat Utang dan Sukuk yang dicatatkan di BEI. Serta, diterbitkan oleh 18 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun Rp23,07 triliun. Adapun di pipeline, masih ada 11 perusahaan yang berencana menerbitkan 14 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk.(OL-11)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Konflik Iran-Israel berpotensi membawa dampak langsung ke pasar keuangan global, termasuk ke pasar saham Indonesia. Kemarin IHSG terkoreksi 1,74%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved