Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

McDonald's, Coca-Cola, Perusahaan AS Lain Setop Operasi di Rusia

Mediaindonesia.com
09/3/2022 07:16
McDonald's, Coca-Cola, Perusahaan AS Lain Setop Operasi di Rusia
Orang-orang melihat ke luar jendela restoran McDonald's saat menara Kremlin tercermin di Moskow, Rusia, 30 Januari 2020.(AFP/Alexander Nemenov.)

MCDONALD'S, Coca-Cola, dan Starbucks pada Selasa (8/3) tunduk pada tekanan publik dan menangguhkan operasi mereka di Rusia atas invasi Moskow yang dikutuk secara internasional ke Ukraina. Beberapa dari perusahaan ini, simbol pengaruh budaya Amerika di dunia, telah menjadi subjek seruan boikot di media sosial karena investor juga mulai mengajukan pertanyaan tentang kehadiran mereka.

"Kita tidak bisa mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina," kata raksasa makanan cepat saji itu. Ia mengumumkan penutupan sementara 850 restoran di Rusia yang mempekerjakan 62.000 orang.

Starbucks, Coca-Cola, dan PepsiCo mengumumkan keputusan mereka sendiri untuk menghentikan atau membatasi bisnis secara berurutan dengan memperhatikan meningkatnya korban manusia akibat invasi tersebut. 

PepsiCo mengatakan bahwa meskipun menghentikan penjualan minuman andalannya di Rusia, serta 7Up dan Mirinda, mereka akan terus menawarkan produk seperti susu dan makanan bayi. "Dengan terus beroperasi, kami juga akan terus mendukung mata pencaharian 20.000 rekan Rusia kami dan 40.000 pekerja pertanian Rusia dalam rantai pasokan kami," kata CEO PepsiCo Ramon Laguarta dalam suatu pernyataan.

Starbucks, yang memiliki 130 kedai kopi yang dikelola konglomerat Kuwait di Rusia, mengatakan semua operasi, termasuk pengiriman produk, akan ditangguhkan.

Baca juga: Shell Hentikan Beli Minyak Mentah Rusia

Tim dari Universitas Yale yang menyimpan daftar perusahaan dengan kehadiran signifikan di Rusia mengatakan sekitar 290 telah mengumumkan penarikan dari negara itu sejak menginvasi negara tetangga Ukraina. Tim itu mengingatkan pada peristiwa boikot perusahaan berskala besar dari apartheid Afrika Selatan pada 1980-an. Sekitar 30 perusahaan multinasional masih berada dalam daftar perusahaan dengan eksposur signifikan ke Rusia. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya