Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
RAPAT Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 9-10 Februari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi serta sebagai upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil RDG, Kamis (10/2).
Bank Indonesia juga akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Beberapa langkah yang ditempuh yaitu memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah untuk menjaga stabilitasnya agar tetap sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.
Kedua, memperkuat normalisasi kebijakan likuiditas melalui penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM), rupiah, yang dilakukan secara bertahap. Adapun tahapannya, GWM (Giro Wajib Minimum) Rupiah untuk BUK (Bank Umum Konvensional) saat ini sebesar 3,5% secara harian dan 0,5% secara rata-rata menjadi kenaikan 150 bps, sehingga menjadi 5,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 4,0% berlaku mulai 1 Maret 2022.
Bagi perbankan yang melakukan GWM akan mendapatkan remunerasi 1,5% terhadap pemenuhan GWM dengan bagian yang diperhitungkan sebesar 4% dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Kenaikan 100 bps sehingga menjadi 6,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 5,0% berlaku mulai 1 Juni 2022. Remunerasi akan diberikan sebesar 1,5% terhadap pemenuhan GWM dengan bagian yang diperhitungkan sebesar 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Lalu kenaikan 50 bps menjadi 6,5% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 5,5% berlaku mulai 1 September 2022. Remunerasi akan diberikan sebesar 1,5% terhadap pemenuhan GWM dengan bagian yang diperhitungkan sebesar 5,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Normalisasi kebijakan likuiditas dengan menaikkan secara bertahap GWM Rupiah juga dilakukan untuk untuk BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah) saat ini sebesar 3,5% secara rata-rata dan 0,5% secara harian akan naik 50 bps, sehingga menjadi 4,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 3,0% berlaku mulai 1 Maret 2022. Bagi perbankan yang melakukan GWM ini akan mendapatkan pemberian 1,5% terhadap pemenuhan GWM dengan bagian yang diperhitungkan sebesar 3% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Kemudian kenaikan 50 bps menjadi 4,5% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 3,5% berlaku mulai 1 Juni 2022. Bagi perbankan yang melakukan GWM ini akan mendapatkan remunerasi 1,5% terhadap pemenuhan GWM dengan bagian yang diperhitungkan sebesar 3,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Selanjutnya kenaikan 50 bps menjadi 5,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 4,0% berlaku mulai 1 September 2022. Bagi BUS yang melakukan GWM ini akan mendapatkan remunerasi 1,5% terhadap pemenuhan GWM, dengan bagian yang diperhitungkan sebesar 4% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Bank Indonesia juga akan memberikan insentif bagi perbankan yang menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan UMKM atau memenuhi rasio pembiayaan inklusif makroprudensial berupa pelonggaran atas pemenuhan GWM rupiah rata-rata sampai dengan 1%, mulai berlaku 1 Maret 2022. Bank Indonesia juga memperkuat transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).
Langkah lain yaitu meningkatkan limit QRIS dari Rp5 juta menjadi Rp10 juta per transaksi untuk mendorong konsumsi masyarakat dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi. BI juga akan memperluas penggunaan local currency settlement untuk penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dengan negara-negara mitra utama. (OL-14)
DIREKTUR Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan penurunan suku bunga the Fed, merupakan kebijakan yang ditunggu oleh pelaku usaha global.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
Ancaman tarif sepihak dari AS menambah tekanan terhadap neraca eksternal Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 33 poin atau 0,20% menjadi Rp16.218 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.185 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, menguat sebesar 98 poin atau 0,60% menjadi Rp16.256 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.354 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, menguat sebesar 111 poin atau 0,67% menjadi Rp16.381 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved