Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BANK sentral Sri Lanka menaikkan suku bunga pada Kamis (20/1) dalam upaya menjinakkan inflasi yang merajalela dan mencegah belanja konsumen. Pasalnya, negara itu menderita kekurangan mata uang asing dan tertatih-tatih di ambang default.
Negara kepulauan berpenduduk sekitar 22 juta tersebut telah mengalami kekurangan makanan dan bahan bakar serta penjatahan listrik. Lembaga pemeringkat memperingatkan mungkin negara itu tidak dapat memenuhi pembayaran utangnya. Inflasi mencapai rekor 12,1% pada bulan lalu.
Bank sentral menaikkan suku bunga deposito dan pinjaman sebesar 50 basis poin masing-masing menjadi 5,5% dan 6,5%. Pendakian tersebut merupakan yang pertama sejak Agustus lalu.
Dikatakan dalam suatu pernyataan bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi akan mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi. Ini akan mengurangi permintaan impor pada saat cadangan devisa negara berada di bawah tekanan. "Kami ingin memberikan pesan yang sangat jelas bahwa inflasi sedang ditangani," kata Gubernur Bank Sentral Ajith Nivard Cabraal kepada wartawan.
Baca juga: Seratusan Miliarder Tuntut Negara Pajaki Mereka dengan Adil
Sektor pariwisata dan pengiriman uang pekerja migran, sumber pendapatan utama pemerintah, telah terpukul oleh pandemi. Dikatakan ekonomi tumbuh 4,0% tahun lalu, setelah mengalami rekor kontraksi 3,6% pada 2020.
Kolombo menegaskan akan menghormati kewajiban utang luar negeri senilai US$35 miliar. Cabraal kembali menegaskan bahwa dana talangan dari Dana Moneter Internasional tidak diperlukan.
"Orang-orang memiliki fiksasi pada IMF. Tidakkah Anda memiliki gagasan tentang program kami?" dia berkata. "Program kami memiliki banyak manfaat."
Para ekonom telah mendesak Kolombo untuk meminta bantuan IMF dalam merestrukturisasi senilai US$6,9 miliar dalam pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo tahun ini. Namun Cabraal mengatakan dia yakin bahwa pengetatan lebih lanjut dari pembatasan valuta asing akan memungkinkan Sri Lanka untuk mengatasi krisis.
Baca juga: Tolak Bantuan IMF, Sri Lanka Cari Pinjaman Baru Tiongkok
Aturan baru mengharuskan semua nonpenduduk untuk membayar barang dan jasa dalam mata uang asing mulai Kamis. Langkah ini menurut Cabraal diperlukan untuk memberi bank lebih banyak likuiditas dolar. (AFP/OL-14)
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved