Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ketika PHE Jambi Merang Sukses Berdayakan Masyarakat Desa Mendis

Mediaindonesia.com
18/12/2021 09:06
Ketika PHE  Jambi Merang Sukses Berdayakan Masyarakat Desa Mendis
Embung yang dikembangkan jadi wisata air di Desa Endis(DOK.PHE)

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang berhasil menggabungkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah serta organisasi sosial dan kemasyarakat lainnya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Mendis, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. 

Melalui Kelompok Tanggap Api Desa Mendis (Ketan Adem) PHE Jambi Merang juga berhasil menanggulangi masalah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Tomy Yohana,  mitra binaan PHE Jambi Merang, mengatakan perjalanan Kelompok Ketan Adem penuh perjuangan. Berkat bantuan PHE Jambi Merang melalui program sosialnya terhadap masyarakat sekitar, Kelompok Ketan Adem masih bisa survive

“Program sosial PHE Jambi Merang sangat nyata. Perusahaan bisa mempersatukan antara masyarakat dengan pemerintah desa, pemkab, organisasi sosial dan organisasi kemanusiaan lainnya,” kata Tomy yang juga menjadi anggota Ketam Adem saat berbicara secara virtual dalam Sharing Session: Cinta Bumi Tanggap Api, Kisah Inspirasi Mitra Binaan PHE Jambi Merang, Jumat (17/12).

Desa Mendis merupakan desa binaan PHE Jambi Merang melalui Program Desa Cinta Bumi Tanggap Api. Program yang dimulai pada 2017 tersebut memanfaatkan embung sebagai kolam retensi dan penghijauan kawasan embung. Setahun kemudian dilakukan revitalisasi embung dan pembukaan kawasan wisata dan wahana permainan air. Ketan Adem dilibatkan sebagai rescue team

Pada 2019, dilakukan optimalisasi embung dengan menambah wahana air dan kolam renang anak.  Tahun lalu, seiring dengan pandemi Covid-19 dilakukan pemberian fasilitas protokol kesehatan pendukung di kawasan embung. 

Tomy mengatakan Desa Mendis juga berkontribusi ikut mengembangkan Ketan Adem dengan melibatkan dalam pengelolaan wisata embung. 

Embung Desa Mendis berawal dari embung yang dicadangkan bagi persediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari saat musim kemarau maupun untuk kebutuhan masyarakat di luar Desa Mendis. Embung tidak pernah kering karena sumber airnya dari sumber air tanah. 

Tomy mengatakan ada kesepakatan antara PHE Jambi Merang dengan pemerintah desa untuk mengembangkan wisata air di embung tersebut. “Target ke depan selain penghasilan desa juga untuk memberdayakan masyarakat desa melalui perdagangan kuliner dan aksesoris,” kata Tomy. 

Berkat pelatihan tersebut dan keberhasilan menangani Karhutla di Desa Mendis, Ketan Adem pernah meraih penghargaan desa inovasi dari Pemkab Musi Banyuasin terkait pencegahan ataupun penanggulangan Karhutla. Ganjarannya, Ketan Adem diberikan sarana prasarana penunjang seperti pompa pengendali kebakaran dan selang. 

Bambang Setijawan, Field Manager PHM Jambi Merang, mengatakan keberhasilan di Desa Mendis dengan Desa Cinta Buminya sudah direplikasi di tempat lain, seperti sekolah plastik di Desa Sukajaya yang telah menerima Piala Adiwiyata dan akan berkompetisi lagi untuk meraih Adiwiyata tingkat provinsi. Ini merupakan kolaborasi dengan desa setempat juga. 

Bambang mengatakan hal ini terkait dengan visi PHE Jambi Merang yang berbasis pada inovasi sosial dan teknologi menuju masyarakat mandiri yang cinta bumi. Sekarang pengelolaan Desa Cinta Bumi Tanggap Api sudah mandiri dan sepenuhnya dikelola Desa Mendis, yang awalnya dikelola PHE Jambi Merang. 

“Kami tentu juga tidak melupakan core bisnis, tidak kemudian mencurahkan semuanya hanya untuk masalah TJSL. Kami pun harus ingat mengenai peran kita dalam core bisnis PHE Jambi Merang sebagai produsen migas,” ungkap Bambang. 

Menurut Bambang, PHE Jambi Merang tidak hanya memproduksi migas tapi juga kondensat. Disinilah Peran dari Ketan Adem itu adalah untuk mencegah illegal tapping

Bersama sekuriti perusahaan, Ketan Adem mencegah terjadinya illegal taping yang berpotensi menimbulkan tumpahan dan mencemari kebun dan embung yang akan merugikan Desa Mendis. 

“Bagi perusahaan ini bisa mencemari lingkungan. Apabila ada indikasi kebocoran maka tim ini bertugas menyisir adanya kebocoran itu. dengan adanya tim ini illegal tapping bisa dikurangi,” tandasnya. (RO/E-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya