Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Program CSR Bantu Petani Kakao Tingkatkan Pendapatan Lima Kali Lipat

Naufal Zuhdi
12/7/2025 15:12
Program CSR Bantu Petani Kakao Tingkatkan Pendapatan Lima Kali Lipat
Menteri Desa PDT Yandri Susanto mengunjungi Rumah Cokelat Lung Anai.(MMSGI)

MMS Group Indonesia (MMSGI) melalui anak usaha PT Multi Harapan Utama (MHU) meraih penghargaan Silver pada kategori Economic Empowerment di gelaran Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025. Penghargaan diberikan atas Program Corporate Social Responsibility (CSR) Rumah Cokelat Lung Anai. Program tersebut dinilai mendorong kemandirian ekonomi masyarakat adat Dayak Kenyah, di Desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

"Kami berkomitmen menciptakan solusi untuk meningkatkan kualitas hidup dan berkelanjutan dengan praktik bisnis bertanggung jawab, yang melibatkan kolaborasi antar lini untuk memberikan dampak positif jangka panjang," ujar Chief Executive Officer (CEO) MMSGI Sendy Greti melalui keterangan resmi.

Ia mengatakan tanggung jawab sosial perseroan telah dapat menciptakan nilai jangka panjang, baik bagi perusahaan, masyarakat, maupun lingkungan.

“Kami percaya bahwa keberhasilan CSR bukan diukur dari jumlah program, tapi dari seberapa besar bisa mengubah kehidupan masyarakat secara nyata, dan membangun kepercayaan berkelanjutan antara perusahaan dan komunitas di sekitar,” ujar Sendy.

Sebanyak 92% penduduk Desa Lung Anai merupakan masyarakat adat Dayak Kenyah. Desa itu telah ditetapkan sebagai Desa Budaya sejak 2007. Para penduduk setempat sebelumnya mengelola kakao secara tradisional dengan penjualan biji basah dengan harga rendah.

"Dengan mengoptimalkan lebih dari 100 hektare kebun kakao, MHU merevitalisasi fasilitas lokal menjadi pusat hilirisasi produk kakao, lengkap dengan rumah pengering, mesin produksi bersertifikat Halal dan BPOM, serta ruang edukasi komunitas," ujar Sendy.

Division Head Mining Support and Compliance MHU Wiwin Suhartanto menjelaskan program ini merupakan bukti pemanfaatan lahan secara produktif, yang berjalan seiring dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat adat.

"Program ini telah membuka peluang usaha baru, meningkatkan keterampilan warga, dan turut menjaga keseimbangan lingkungan," ujar Wiwin.

Program itu diinisiasi oleh MHU yang berkolaborasi melalui lintas sektor dengan Kelompok Tani Lalut Isau, Badan Usaha milik Desa (BUMDes), serta Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara. Selain itu, juga melibatkan Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani dan Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara, yang berperan dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat dalam pengolahan kakao menjadi cokelat kemasan.

Melalui program itu, lebih dari 100 petani saat ini mengalami peningkatan pendapatan hingga lima kali lipat, dengan harga jual kakao kering fermentasi mencapai Rp120.000-Rp150.000/kg dari sebelumnya Rp25.000-Rp30.000/kg untuk biji basah. Selain itu, sebanyak 12 perempuan lokal telah aktif sebagai tenaga kerja, mencerminkan pergeseran peran gender yang positif dan peningkatan taraf hidup keluarga.

"Biji kakao lokal diolah menjadi produk bernilai tambah, mulai dari cokelat batangan hingga bubuk kakao, sehingga memberikan dampak peningkatan pendapatan petani cokelat sebesar 5 kali lipat. Keterlibatan perempuan juga meningkat dalam tata niaga cokelat terutama pada bagian pengolahan," ujar Wiwin.

Program ini juga berdampak langsung pada reputasi sosial perusahaan yaitu persepsi positif masyarakat terhadap MHU meningkat dari 37% menjadi 100%, yang memperkuat Social License to Operate (SLO). (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya