Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
HILIRISASI industri kakao di Indonesia terus dipacu melalui strategi klasterisasi UMKM yang difokuskan pada penciptaan ekosistem agribisnis inklusif dari hulu ke hilir. Pendekatan ini diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kakao nasional serta memperkuat peran pelaku usaha kecil dalam rantai pasok industri.
Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerisan UMKM, Bagus Rachman, menjelaskan, Sulawesi Tengah (Sultan) diakui sebagai lumbung kakao nasional. Dari total 641 ribu ton produksi kakao nasional per tahun, sebanyak 146 ribu ton berasal dari wilayah ini. Karena itu, Sulawesi Tengah ditetapkan sebagai lokasi piloting untuk program hilirisasi nasional yang mengedepankan pengolahan berbasis UMKM.
“Sulawesi Tengah adalah daerah paling tepat untuk mengawal hilirisasi kakao. Potensi lahannya luar biasa dan komunitas UMKM-nya sudah aktif,” ujar Bagus, Senin (4/6).
Menurut dia, Upaya hilirisasi tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Pemerintah Provinsi, asosiasi seperti PK2T, pelaku UMKM, serta akademisi juga dilibatkan. Program holding UMKM dirancang untuk membangun kemitraan klaster antara pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga pembiayaan, yang kemudian dikoneksikan dengan program reforma agraria oleh Badan Bank Tanah.
“Intervensi kami berbasis ekosistem. Holding UMKM bukan sekadar konsolidasi data, tetapi penataan ulang kemitraan dari hulu ke hilir. Termasuk lahan dan pembiayaan,” tegasnya.
Badan Bank Tanah hadir sebagai pengelola lahan produktif yang mendukung pertanian dan agribisnis kakao. Team Leader Badan Bank Tanah (BBT) untuk Sulawesi Tengah, Hendra Wahyu menyebutkan bahwa lembaganya telah memperoleh Hak Pengelolaan (HP) di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Poso: 6.600 hektare, Kabupaten Sigi: 160 hektare, dan Kabupaten Parigi Moutong: 315 hektare.
Dari total tersebut, seluas 1.550 hektare di Poso akan dimanfaatkan untuk program Reforma Agraria sesuai Perpres No. 62 Tahun 2023.
“Fokus kami bukan mengambil lahan rakyat. Lahan yang kami kelola adalah ex-HGU atau tanah terlantar. Kami justru hadir memberi kepastian hukum kepada masyarakat,” ujar Hendra.
Sekretaris Badan Bank Tanah (BBT), Jarot Wahyu Wibowo, menyampaikan, salah satu tantangan utama dalam pengembangan kakao adalah akses terhadap lahan yang layak dan legal. Bank Tanah berperan menyiapkan lahan untuk budidaya ulang (replanting) tanaman kakao, yang banyak mengalami penurunan produktivitas akibat usia tanaman yang tua.
“Kami ingin wujudkan kakao-nomics, kakao sebagai basis ekonomi rakyat. Untuk itu, seluruh aspek mulai dari legalitas tanah, kelembagaan petani, hingga akses pasar harus terintegrasi,” ujar Jarot.
Menurut dia, sejumlah aset BBT, khususnya lahan, saat ini belum dimanfaatkan secara aktif namun tetap dikelola penuh. Hal ini menyebabkan beban pembiayaan yang besar, meski belum ada kebutuhan mendesak terhadap pemanfaatan lahan tersebut.
"Memang belum dimanfaatkan, tapi semuanya tetap kami kelola dan dimanage. Konsekuensinya, ada biaya pengelolaan yang sangat besar," ujarnya.
Di sisi lain, potensi investasi dari hilirisasi kakao saat ini studinya masih dalam tahap awal. Namun, ia menyebut ada potensi trickle-down effect dari nilai tambah ekonomi yang bisa dihasilkan.
"Nilainya bisa mencapai 100 kali lipat. Misalnya satu unit bernilai Rp20 ribu, maka hasil turunannya bisa jauh lebih besar," tandas dia. (Z-10)
Kakao (Theobrema cacao L.) tidak hanya berperan sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara, tetapi juga menjadi tulang punggung pendapatan ribuan petani.
Program MMSGI dinilai mendorong kemandirian ekonomi masyarakat adat Dayak Kenyah, di Desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kolaborasi ini membantu pelaku industri dan petani komoditas kopi dan kakao untuk memenuhi poin-poin keberlanjutan agar komoditas dapat diekspor dan diterima pasar global.
Riset yang terbatas dan transfer teknologi yang kurang optimal menyebabkan produktivitas kakao hanya mencapai sepersepuluh dari potensi maksimalnya.
Proses pascapanen pun terbilang sederhana. Petani hanya perlu menjemur biji kakao selama lima hari untuk mengurangi kadar air.
SULAWESI Tengah (Sulteng) resmi menerima tongkat estafet penyelenggaraan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) IX tahun 2027.
KANTOR Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) menggelar tes urine massal pegawai.
Sulawesi Tengah resmi menjadi daerah pertama di Indonesia yang menuntaskan pengesahan 100% Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP).
“Diduga ledakan terjadi karena gesekan serbuk korek api saat bom ikan dirakit dalam botol saus tomat, hingga memicu percikan api,”
Pariwisata hijau merupakan jalur penting untuk melestarikan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi alat untuk mencapai kemakmuran yang merata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved